Kemendikbudristek Buka Akses untuk Guru, Dosen, Tenaga Kependidikan Vokasi Studi S2/S3 di Luar Negeri

Minggu, 15 Agustus 2021 – 17:40 WIB
Program Bridging Course Vokasi 2021. Ilustrasi Foto: Humas UM Surabaya

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar Program Bridging Course Vokasi 2021.

Program ini merupakan kursus intensif persiapan/pembekalan kompetensi bahasa dan akademik pendukung untuk insan vokasi agar mampu memenuhi persyaratan untuk diterima pada perguruan tinggi di luar negeri.

BACA JUGA: Jelang Penutupan, Program Riset Terapan Vokasi Kemendikbudristek Kebanjiran Pendaftar

Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Daryanto mengatakan program Bridging Course Vokasi (BCV) sangat penting. Tidak hanya membuat insan vokasi belajar Bahasa Inggris secara kontekstual, tetapi bisa aktif dalam studi dan menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda. 

“Saya juga alumni program seperti BCV,” katanya dalam webinar Insan Vokasi yang Berkualitas Ujung Tombak Indonesia Emas, Sosialisasi Beasiswa Program Bridging Course Vokasi di Jakarta, baru-baru ini.

BACA JUGA: Tes PPPK 2021 30 Agustus, Honorer di Sekolah Negeri Minta Afirmasi Setara Guru Berserdik

Melalui program BCV, lanjutnya, insan vokasi mendapatkan penguatan kemampuan bahasa Inggris dan keterampilan akademik pendukung yang diselenggarakan secara terstruktur serta pendampingan profesional agar bisa mendapatkan Letter of Accaptance (LoA) pada perguruan tinggi impian. Dengan demikian, ketersediaan insan vokasi yang memenuhi kualifikasi untuk melanjutkan studi ke program S2/S3 dapat meningkat.

"Program BCV ditujukan untuk dosen dan bukan dosen, baik guru dan tenaga kependidikan SMK, instruktur lembaga kursus dan pelatihan (LKP), widyaiswara di lingkungan Ditjen Vokasi, maupun masyarakat umum yang memiliki kontribusi langsung pada pendidikan vokasi dan berencana melanjutkan studi S2/S3 ke luar negeri," paparnya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Menlu Retno Beri Kabar Gembira, Sepak Terjang WNA China di Indonesia, Pak Ganjar Kirim Surat

Arief menambahkan, pemerintah telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada insan vokasi Indonesia untuk mengakses kesempatan studi di luar negeri. Harapannya, ke depan para insan vokasi dapat mengambil kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuannya. Salah satunya melalui program BCV.

“Sekarang waktunya bagi teman-teman untuk ambil studi ke luar negeri, tetapi fokus pada pendidikan vokasi," ujarnya.

Pada kesempatan sama, Sandra Siahaan, praktisi human resource dari tim Program Bridging Course Vokasi menjelaskan, program ini tidak hanya mengajarkan Bahasa Inggris tetapi juga keterampilan akademik pendukung lainnya. Tujuan dari program ini adalah membantu peserta program agar tidak kesulitan menjalankan studinya di luar negeri.

“Peserta akan dibantu mempersiapkan tes-tes yang biasanya dipakai di universitas negara tujuan studi. Kami membantu mempersiapkan esai untuk keperluan studinya," ujarnya. 

Setelah mengikuti program ini, lanjut Sandra, peserta akan merasa lebih siap menjalani studi lanjut tepat waktu dan meraih prestasi yang baik.

Selain itu, Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek melibatkan para pakar dan lembaga Bahasa Inggris misalnya.

 “Kami juga melibatkan alumni dan para pendukung dari Ditjen Vokasi. Intinya akan melibatkan pakar sesuai bidangnya,” urainya.

Pada kesempatan sama, lulusan program Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada yang juga CEO Eboni Watch, Afidha Fajar Adhitya menilai Program Bridging Course Vokasi sangat penting bagi mereka yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. (esy/jpnn)

 

 


Redaktur : Soetomo
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler