jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Jumeri mengatakan program sekolah penggerak merupakan penguatan terhadap kepsek dan guru.
Dua elemen ini menjadi kunci melakukan restrukturisasi dan reformasi pendidikan di Indonesia.
BACA JUGA: Ada Bunyi Sirene Tsunami di Pantai Palabuhanratu dan Cisolok Sukabumi, Begini Kata BPBD
"Kepsek dan guru didorong melakukan transformasi diri untuk meningkatkan kualitas di satuan pendidikan masing-masing. Kemudian menularkan pada satuan pendidikan di sekitarnya," tutur Dirjen Jumeri dalam webinar sosialisasi program sekolah penggerak angkat ke-2 yang ditayangkan dalam kanal YouTube Ditjen PAUD Dikdasmen, Kamis (26/8).
Dikatakannya, sekolah penggerak ini berlaku untuk semua level atau sekolah pemula, sedang maupun grade tinggi. Semuanya diberikan kesempatan mengikuti program sekolah penggerak
BACA JUGA: Malam-Malam 3 Mobil Mencurigakan Masuk Dermaga, Petugas Bergerak, Hasilnya Luar Biasa
Program ini dibagi dalam lima aspek yaitu pembelajaran, manajemen sekolah, optimalisasi teknologi digital, evaluasi diri, dan perencanaan berbasis data serta kemitraan antara pusat dan daerah.
"Jadi ini program kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah. Dinas Pendidikan provinsi, kabupaten/kota untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan," ucapnya.
Ditjen PAUD Dikdasmen, tambah Jumeri, bertanggung jawab atas suksesnya program sekolah penggerak.
Hasil seleksi daerah untuk sekolah penggerak ada tambahan 139 kabupaten/kota dari 34 provinsi sehingga bila ditambahkan dengan sekolah penggerak angkatan ke-1 sehingga totalnya menjadi 250 kabupaten/kota.
Jadi targetnya 2500 sekolah penggerak angkatan ke-1 sehingga tahun kedua menjadi sepuluh ribu.
"Saya mendorong agar kepala daerah segera mendorong satuan pendidikan untuk segera mendaftar program sekolah penggerak ke-2 ini," tandasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesya Mohamad