Kemendikbudristek Dukung Pelestarian Adat KCBN Muaro Jambi lewat Kenduri Swarnabhumi

Senin, 19 September 2022 – 16:25 WIB
Acara Festival Senaung 2022 di Kabupaten Muaro Jambi. Foto: ANTARA/HO

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama pemerintah daerah mendukung pelestrian adat dan kearifan lokal Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan pelestarian itu dilakukan salah satunya melalui rangkaian Kenduri Swarnabhumi yang terus berlanjut di daerah-daerah dilalui aliran Sungai Batanghari.

BACA JUGA: Mendapatkan Hibah Kemendikbudristek, UPJ Menyasar Pelaku UKM 

Adapun Kabupaten Muaro Jambi menjadi wilayah pelaksana dari 14 festival budaya yang berlangsung.

Menurutnya, Kemendikbudristek ingin mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang sejarah dan peradaban kebudayaan yang pernah ada di sekitar KCBN Muaro Jambi sehingga dapat dikenal lebih luas.

BACA JUGA: Kemendikbudristek dan Kemenlu Menyerahkan Sertifikat Gamelan dari UNESCO

Salah satunya cara itu dilakukan melalui Festival Renjana Swarnadwipa 2022.

"Ini juga diharapkan segala kearifan lokal masyarakat Jambi dan sekitarnya yang diwariskan leluhur dapat membuncah diketahui lebih banyak lagi," ungkap Hilmar.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Angkat Kejayaan Melayu di Seminar Internasional 

Dia menegaskan berbagai kearifan lokal di sekitar Muaro Jambi tidak dapat dilepaskan dari alam dan lingkungannya.

Menurutnya, keberadaan Sungai Batanghari yang membentuk peradaban masyarakat akuatik Melayu sehingga begitu kelestarian alam harus terus dijaga agar kebudayaan tetap hidup.

“Dalam rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2022 inilah Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek mencoba menghubungkan kembali sejarah kebudayaan yang lahir dari alam Sungai Batanghari yang terus berlangsung hingga kini dalam berbagai tradisi adat,” ujar Hilmar.

Selain itu, Festival Renjana Swarnadwipa 2022 merupakan realisasi pemajuan kebudayaan sebab mendorong masyarakat dan ilmuwan untuk menggali makna dan kebesaran sejarah KCBN Muaro Jambi untuk kepentingan masa depan.

“KCBN Muaro Jambi memiliki warisan sejarah yang membanggakan untuk Indonesia. Melalui pelaksanaan Renjana Swarnadwipa dapat mendorong berbagai unsur ingin mengetahuinya dan menyebarkan informasinya,” ucap Hilmar.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Jambi Abdul Haviz mengatakan dulu KCBN Muaro Jambi hanyalah kawasan hutan rindang yang sebagian ditanami kebun durian dan duku milik masyarakat.

Namun, kini telah berubah sejak banyak kalangan mengenal asal sejarah KCBN Muaro Jambi sehingga dikunjungi serta ingin mempelajari keberadaan kawasan situs yang luasnya 3.982 hektare tersebut.

“KCBN Muaro Jambi yang dibangun abad ke 7 saat ini justru mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. Pemugarannya sejak tahun 1977 masih dikerjakan dan akan terus dilakukan. Dari ratusan yang telah teridenfikasi, baru 12 telah dipugar,” imbuh Haviz.

Haviz berharap pemugaran tak berhenti dilakukan sebab KCBN Muaro Jambi termasuk candi terbesar. Begitu pula promosi keberadaan KCBN Muaro Jambi terus ditingkatkan hingga mancanegara.

Guna diketahui, Festival Renjana Swarnadwipa 2022 menampilkan keragaman budaya dari berbagai akulturasi yang tertinggal di Pulau Emas (Sumatera). Keberagaman budaya itu muncul dari Melayu, India, Tiongha, dan Arab.

Berbagai perhelatan seni dan budaya dipamerkan dalam Festival Renjana Swarnadwipa 2022. Ada peluncuran virtual tour Candi Muaro Jambi, tarian tradisional, pentas komunitas budaya, permainan dan lomba tradisional, talkshow, sajian kuliner, dan pameran UMKM. (mcr10/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler