Kemendikbudristek Angkat Kejayaan Melayu di Seminar Internasional 

Jumat, 16 September 2022 – 16:32 WIB
Jalur rempah jadi kekuatan ekonomi berbasis pengetahuan lokal dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar dari masa lalu. Foto dok. Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan mengatakan Melayu berpengaruh terhadap perkembangan kebudayaan, peradaban dunia, serta perdagangan global. 

Di wilayah Jambi, misalnya, selain sebagai pusat pemerintahan juga menjadi pusat perdagangan yang tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan jalur sungai yang banyak ditemukan di wilayah ini.

BACA JUGA: Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 Resmi Ditutup Kemendikbudristek 

Melalui Sungai Batanghari dan anak-anak sungainya, komoditas lokal seperti gaharu, damar, gading, serta emas menjadi barang niaga andalan pada waktu itu. 

Komoditas tersebut, kata Restu, selanjutnya ditukar dengan barang-barang dari luar, seperti Tiongkok, Thailand, Kamboja, Myanmar, Arab atau Persia, India, dan lain-lain berupa keramik, barang-barang logam, peralatan dari kaca, pakaian, sutera, dan sebagainya. 

BACA JUGA: Muhibah Budaya Jalur Rempah Kupang dan Wangi Abadi Kayu Cendana

"Hal itulah yang menjadi dasar Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan menyelenggarakan seminar internasional Melayu dalam jaringan perdagangan rempah dunia," kata Restu, Jumat (16/9).

Dijelaskannya Sungai Batanghari yang menjadi jalur pusat perdagangan, membuat wilayah Jambi ramai disinggahi pedagang lintas bangsa. Sebab, sungai ini menjadi pintu masuk para saudagar.

BACA JUGA: Muhibah Jalur Rempah Pertemukan 4 Kesultanan Maluku Kie Raha di KRI Dewaruci

Berbagai jejak peradaban ditemukan di sepanjang Sungai Batanghari, salah satunya Kompleks Percandian Muaro Jambi yang masih bisa disaksikan hingga hari ini. 

"Dengan seminar itu semua digali, dipetakan dan didefinisikan kembali Melayu dalam ruang lingkup yang sesungguhnya sebagai sebuah dunia Melayu dengan keberagaman etnis, budaya, dan geografis (lintas negara)," terang Restu. 

Kemudian, lanjutnya untuk kepentingan peradaban Melayu masa depan, perlunya strategi nyata untuk pemberdayaan potensi material dan kultural negara serumpun Melayu dalam menghadapi tantangan abad ke depan. 

Lanjut dikatakan jalur rempah merupakan warisan bersama, bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga milik dunia. Jalur rempah bisa dijadikan kekuatan ekonomi berbasis pengetahuan lokal dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar dari masa lalu.

"Dengan terselenggaranya seminar internasional ini, diharapkan bisa menggali, memetakan, dan mendefinisikan kembali khazanah kebudayaan Melayu serta bisa memperlihatkan sumbangan peradaban Melayu dalam dinamika kehidupan masa kini dan untuk masa depan," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler