jpnn.com, MAKASSAR - Pertunjukan silang media teater, video game, dan sinematografi berjudul 'Waktu Batu, Rumah yang Terbakar' (WB.RyT) hadir untuk pertama kalinya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media berkolaborasi dengan Garasi Performance Institute itu berlangsung di Benteng Fort Rotterdam pada 5-6 Desember 2023.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Gelontorkan Tambahan Anggaran Rp 1,9 Triliun bagi 21 PTNBH
Pentas tersebut mengangkat tema tentang duka ekologis dengan merujuk pada rasa sedih akibat kepunahan atau akan punahnya ekosistem akibat perubahan lingkungan dan modernitas.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mendukung penuh pertunjukan ini sebagai bentuk semangat lintas media serta berharap kota-kota lain di Indonesia juga dapat merasakan atmosfer dari
pertunjukan WB.RyT.
BACA JUGA: Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Gelar Festival Kopi Gayo, Beri Edukasi dan Promosi Budaya
“Semangat lintas media dalam pertunjukan WB.RyT menjadi penanda penting dari praktik artistic (seni) hari ini. Saya berharap selain di Makassar, WB.RyT juga bisa disaksikan penonton di kota-kota lain di Indonesia,” ujar Dirjen Hilmar dalam keterangannya, Selasa (6/12).
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek Ahmad Mahendra menilai pertunjukan ini sangat penting dalam era modern.
BACA JUGA: Merdeka Innovation Summit 2023: Kemendikbudristek Dorong Inovasi Indonesia ke Level Internasional
Menurutnya, melalui persembahan pertunjukan silang media ini diharapkan mampu membuka sudut pandang dari berbagai generasi tentang dampak perubahan iklim maupun modernitas.
"Alhasil, setiap generasi memiliki pendapatnya secara objektif," ujar Mahendra.
Mahendra menambahkan pertunjukan silang media ini juga menjadi warna baru yang dapat menambah keragaman seni di tanah air yang juga tak lepas dari peran serta komunitas dalam memberikan perspektif baru
suatu pertunjukan teater.
"Dengan begitu, hal ini dapat mendorong pemajuan kebudayaan yang sedang menjadi perhatian pemerintah, dalam hal ini Kemendikbudristek. Ragam bentuk presentasi seni yang muncul membuat pemajuan kebudayaan menjadi lebih kuat karena dukungan karya kreatif hasil karya komunitas," kata Mahendra.
Sutradara WB.RyT Yudi Ahmad Tajudin mengatakan inovasi silang media dalam karya WB.RyT menjadi penguat pesan substansi materi ke masyarakat yang akan menontonnya.
Menurut Yudi, melalui karya WB.RyT, Garasi Performance Institute ingin membuka percakapan tentang watak dan artikulasi duka ekologis, serta menjadi pemantik praktik nyata apa yang dapat dilakukan agar tragedi dalam karya tidak akan terjadi.
“Dalam meluaskan dan mendekati secara kritis percakapan tentang tema duka ekologis, Teater Garasi menggarap ulang WB.RyT tahun ini dengan menajamkan sisi kesilang-mediaan antara teater dengan video game,
sinematografi, dan menguatkan unsur-unsur visual dan tata cahaya,” ungkap Yudi.
Selain karya WB.RyT, Yudi juga pernah menyutradarai pertunjukan lainnya dengan judul 'Setelah Lewat Djam Malam'.
Melalui penyutradaraan karya tersebut, Yudi berhasil meraih penghargaan Karya Seni Pertunjukan Pilihan Tempo 2022.
WB.RyT merupakan versi terkini dari proyek panjang Waktu Batu yang dimulai sejak 2001.
Sepanjang tahun 2002-2006, WB.RyT telah melahirkan beberapa versi pertunjukannya yang dipentaskan di beberapa kota di Indonesia, Singapura, Berlin, dan Tokyo.
Pada 2022 lalu, pentas WB.RyT juga telah ditampilkan pada Indonesia Bertutur 2022 dan kemudian pada tahun ini telah dipentaskan kembali di ARTJOG Yogyakarta dan Djakarta International Theatre Platform, Jakarta. (mar1/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi