Kemendikbudristek Pacu Kuliatas PTN lewat Perbaikan Input

Minggu, 18 September 2022 – 10:32 WIB
Pemerintah terus berupaya mewujudkan peningkatan kualitas perguruan tinggi lewat transformasi skema masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Foto: Dok Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbudristek Nizam mengatakan pemerintah terus berupaya mewujudkan peningkatan kualitas perguruan tinggi lewat transformasi skema masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Hal itu dikatakan Nizam dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Mewujudkan Transformasi Skema Masuk Pendidikan Tinggi Negeri Berkeadilan, Kamis (16/9).

BACA JUGA: Lestari Moerdijat: Masuk PTN Harus Lewat Proses Seleksi yang Lebih Baik

Kemendikbudristek berupaya memperbaiki kualitas input PTN sekaligus menyelaraskan terobosan pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

“Tujuan dari kebijakan ini utamanya adalah menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan melalui kebijakan Merdeka Belajar dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi yang dilakukan di pendidikan tinggi dengan Kampus Merdeka,” jelas Nizam.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Mengubah Skema Seleksi Masuk PTN, Siswa Jangan Khawatir 

Nizam mengatakan pada seleksi PTN ke depan calon mahasiswa harus lebih bebas dalam menentukan program studi pilihannya tanpa merasa dibatasi.

Sebab, skema masuk PTN berkorelasi kuat dengan kualitas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

“Siapa pun dengan kurikulum apa pun bisa mengkuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri sesuai dengan skema seleksi yang baru," katanya.

Calon peserta seleksi diharapkan bisa lebih fokus pada pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan bernalar, kemampuan literasi, dan numerasi yang lebih mendalam, serta kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan secara lintas keilmuan.

"Justru salah satu latar belakang di balik perubahan transformasi ini tentu juga untuk bisa mengakomodasi pergerakan kurikulum, di samping mentransformasi pembelajaran di SMA,” terang Nizam.

Kurikulum 2013, kata Nizam, mengaitkan nilai-nilai authentic learning yang implementasinya ada di dalam tes seleksi yang baru.

Kemendikbudristek pun mendorong para peserta untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam proses penyelesaian masalah, peningkatan kemampuan bernalar, baik secara matematis maupun bahasa.

Nizam menjelaskan bahwa Kemendikbudristek pun telah melakukan persiapan dan diskusi untuk sistem seleksi PTN teranyar.

Dia menegaskan skema seleksi masuk PTN harus memberikan kesempatan yang luas bagi calon mahasiswa untuk dapat menempuh pendidikan tinggi sesuai minat dan bakatnya.

“Kami di Kemendikbudristek sudah melibatkan para pimpinan perguruan tinggi dalam pembahasan kebijakan ini,” ungkapnya.

Nizam menegaskan akan menerapkan kebijakan pada Desember.

“Jadi kalau untuk seleksi masuk pada 2023 itu biasanya akan disosialisasikan sampai detil jadwal, petunjuk teknis, pada akhir tahun 2022. Pada Desember, tentu saja para rektor PTN secara masif bersama dengan Kemendikbudristek bersinergi mengoptimalkan penyampaikan informasi,” ujarnya.

Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 2 Cibinong Ari Aryanto menyambut baik kebijakan pemerintah.

Dia menilai kebijakan itu akan lebih fleksibel karena membantu peserta didik mengembangkan potensi dan minatnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Siswa, kata Ari tidak hanya berfokus pada mata pelajaran tertentu yang diujikan, sekarang semua mata pelajaran peserta didik didorong supaya bisa meningkatkan prestasi di semua mata pelajaran.

"Terutama di kelas 12 ini penting sekali mengubah pola pikir anak yang dulu mungkin mereka mengerjakan soal menggunakan cara cepat, sekarang mereka didorong untuk lebih kritis dengan menalar soal-soal yang akan dikerjakan,” ungkap Ari.

Ari yakin bahwa tes yang sekarang itu lebih adil bukan berarti jadi lebih sulit atau lebih mudah.

"Bagi siapa pun terbuka untuk siapa pun karena memang banyak anak-anak sekarang merasa cemas seolah-olah saingannya menjadi lebih banyak. Padahal sebenarnya lebih adil karena kita tinggal bersaing secara sehat dan secara psikologis tingkat stres pada anak juga menurun,” ujar Ari.

Kemendikbudristek mengatakan pada 2020/2021, terdapat lebih dari 3,2 juta siswa lulus dari jenjang SMA/SMK/sederajat.

Kemudian, sebanyak 2,1 juta menjadi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi nasional dan 762 ribu mahasiswa diterima di PTN, baik akademik maupun vokasi. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler