jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek akan menggelar asesmen nasional (AN) bulan ini.
Dimulai dengan jadwal AN siswa SMK, MAK, Paket C, dan sederajat pada 20-23 September 2021.
BACA JUGA: SIPLah Kemendikbud Ristek Pilih Platform Lokal untuk Pengadaaan Kebutuhan Sekolah
Siswa SMA, MA, dan sederajat dimulai 27-30 September 2021.
Kemudian siswa SMP, MTs, paket B, dan sederajat dimulai 4 sampai 7 Oktober 2021.
BACA JUGA: Gus AMI Minta Kemendikbud Ristek Persiapkan Matang Sekolah Tatap Muka
Siswa SD, MI, paket A, dan sederajat gelombang I dimulai 8-11 November 2021.
Siswa SD, MI, paket A, dan sederajat gelombang II dimulai 15-18 November 2021.
BACA JUGA: SKB 3 Menteri Dibatalkan MA, Begini Saran HNW untuk Kemendikbud
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Perbukuan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan AN memberikan umpan balik tentang hasil belajar yang paling mendasar dan perlu diprioritaskan.
Di samping itu juga informasi tentang cara meningkatkan kualitas pembelajaran.
"Pesan utamanya adalah kita perlu meningkatkan kompetensi dan karakter dasar siswa. Dia mau jadi ekonom, YouTuber, dokter, penyair lainnya semaunya bermuara pada kemampuan literasi (nalar), kreatif, kepekaan sosail, akhlak mulia," kata Anindito di Jakarta, Jumat (3/9).
Menurut Anindito, dengan AN pemerintah ingin menggeser paradigma ketuntasan materi menuju pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
Jadi, lanjut dia, AN itu tidak mengukur hafalan, pengetahuan yang luas terhadap semua materi kurikulum.
Namun, yang diukur hanya beberapa saja secara kognitif terutama literasi dan numerasi.
"Kompetensi yang dibutuhkan itu pertama jenis informasi, hasil belajar apa yang seharusnya jadi prioritas kita," ucapnya.
Informasi kedua adalah tentang bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran.
Jai, diberikan ciri-ciri sekolah yang bisa meningkatkan kompetensi dan karakter siswa.
Ini mencakup ciri pengajaran yang baik, refleksi guru, kepemimpinan kepala sekolah sampai program yang membentuk iklim akademik, sosial, dan keamanan yang kondusif.
Anindito menyebut diharapkan hal itu bisa membantu sekolah lebih memahami apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
"Intinya kami menyampaikan hasil belajarnya dan bagaimana memperbaiki kualitas pembelajaran agar ada peningkatan hasil pembelajaran," ujarnya.
Anindito kembali menegaskan asesmen nasional tidak memiliki konsekuensi pada siswa peserta AN.
Selain itu AN juga untuk pemetaan dan umpan balik bagi satuan dan Dinas Pendidikan. Tidak ada skor individu, murid, guru kepada sekolah. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Mesya Mohamad