Kemendikbudristek Targetkan 80 Ribu Guru Tingkatkan Kompetensi TIK

Jumat, 12 November 2021 – 23:59 WIB
Penulis sekaligus pegiat literasi, Maman Suherman mengatakan tidak ada anak yang kurang cerdas. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek berhasil menyelesaikan salah satu program unggulannya, yaitu pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) 2021. Sebagai rangkaian akhir, PembaTIK level 4: Berbagi dan Berkolaborasi digelar untuk membekali guru mahir berkomunikasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Paudikdasmen) Jumeri berharap program teknis 2021 yang diikuti 80 ribu guru di Indonesia ini mampu meningkatkan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guru sesuai standar UNESCO. Sekaligus juga menambah jumlah pengguna portal rumah belajar yang berasal dari kalangan pendidik.

BACA JUGA: Tingkatkan Kompetensi TIK Guru, Kemendikbud Kembali Luncurkan Bimtek PembaTIK 2021

"Sebanyak 1.020 sahabat Rumah Belajar menyelesaikan kegiatan pembelajaran TIK pada level satu sampai empat," kata Dirjen Jumeri, Jumat (12/11).

Peserta yang mengikuti program PembaTIK diharapkan akan menjadi penggerak komunitas guru di wilayahnya terutama dalam pemberdayaan TIK.

BACA JUGA: Ketum Guru Honorer Menyodorkan 4 Catatan Penting soal PPPK 2021, Minta Jokowi Turun Tangan

Sementara itu penulis sekaligus pegiat literasi, Maman Suherman mengimbau kepada peserta program PembaTIK untuk berhati-hati dengan kesalahan mengajar dan berkomunikasi. Tidak ada anak kurang cerdas. Hanya ada anak yang belum bertemu dengan guru yang baik dan metode pengajaran yang baik. 

"Guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan motivasi dan inspirasi,” ujarnya.

BACA JUGA: Penentuan Afirmasi PPPK Guru untuk Honorer K2, BKN Pakai Database 2013

Maman Suherman mengatakan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Pertama, talking time, yaitu dalam mengajar guru berdialog dengan siswa. Hal ini bertujuan agar siswa benar-benar memperhatikan guru selama mengajar.

Kedua, task analysis, sebaiknya guru melakukan interaksi dengan siswanya mengenai impelementasi yang dilakukan pada materi sebelumnya. Ketiga adalah tracking, di mana para guru diharapkan tidak mengelompokan para siswa berdasarkan kemampuan kognitifnya, untuk menghindari siswa dari tekanan dan kecemasan dalam ruang belajar.

Berdialog dengan para siswa kata Maman lebih diutamakan di dalam pembelajaran. Seorang guru yang mampu berdialog dengan siswanya akan membangkitkan energi positif yang akan membuat lingkungan belajar menjadi lebih hidup.

Pada era digital, ketepatan, kecepatan mengakses informasi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Selain itu, melakukan verifikasi dan konfirmasi informasi juga tidak kalah penting dalam proses belajar mengajar. "Para guru di era digital ini mampu menjaga proses pembelajarannya supaya TIK tidak digunakan untuk hal-hal yang membahayakan keamanan  diri maupun siswa," pungkas Maman. (esy/jpnn)


Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler