jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat fokus membahas transportasi cerdas saat menggelar webinar bertajuk 'Knowledge Sharing On Intelligent Transportation System and Trucking Regulation', pada Kamis (16/2) malam.
Pada acara tersebut, Kemenhub mengundang pembicara dari United States Department of Transportation dan sejumlah praktisi transportasi internasional.
BACA JUGA: Kemenhub Prioritaskan 6 Hal Ini untuk Kembangkan Angkutan Jalan Perintis
Melalui webinar ini juga didiskusikan regulasi angkutan barang, terutama dalam mencegah adanya truk Over Dimension Over Loading (ODOL) di Indonesia.
Direktur Angkutan Jalan Ditjen Hubdat Kemenhub Suharto berharap melalui agenda ini dapat diperoleh sejumlah masukan dan input terkait sistem transportasi cerdas serta mengenai regulasi truk.
BACA JUGA: Selesaikan Masalah ODOL, Kemenhub Pastikan Bakal Libatkan Semua Stakeholder
“Intelligent Transportation System (ITS) atau sistem transportasi cerdas merupakan elemen penting dalam manajemen transportasi dan selalu menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia," kata Suharto.
Dia menyampaikan sistem ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 76 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Transportasi Cerdas di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Menurut Suharto, kemacetan merupakan isu global yang kerap mendapat perhatian akhir-akhir ini salah satunya akibat tidak seimbangnya jumlah kendaraan dan ketersediaan jalan.
Dia juga menyampaikan salah satu tujuan diadakannya webinar ini sebagai salah satu wadah untuk bertukar pikiran dalam pengelolaan sistem transportasi cerdas di Indonesia maupun Amerika Serikat.
“Peningkatan jumlah pembangunan jalan, termasuk jalan tol di Jakarta dan sekitarnya menjadi contoh bahwa jumlah jalan tidak proporsional sesuai dengan kenaikan jumlah kendaraan. Hal ini menyebabkan kemacetan terutama di jam-jam sibuk,” tambah Suharto.
Untuk mengatasi masalah kemacetan tersebut, menurut Suharto, perlu ada inovasi terbaru dalam bidang IT yang dapat menciptakan fasilitas maupun infrastruktur transportasi yang lebih informatif, aman, nyaman, berkelanjutan, serta mendorong penggunaan transformasi digital di Indonesia.
Suharto menjabarkan bahwa pemerintah Indonesia hadir dengan implementasi transportasi cerdas untuk mengatasi kemacetan yang terjadi terutama di kota-kota besar.
Melalui sistem ini juga, pemerintah mencoba menyediakan solusi dengan mengintegrasikan para pengguna jalan, sistem transportasi, dan juga kendaraan melalui sistem teknologi dan informasi.
Salah satunya seperti penggunaan Area Traffic Control Systems (ATCS).
Melalui sistem ini pengaturan lalu lintas menjadi lebih responsive terutama dengan teknologi sensor lampu merah atau hijau.
Saat ini, program revitalisasi angkutan massal yang hadir melalui program Buy The Service (BTS) juga telah mengimplementasikan teknologi transportasi cerdas untuk meningkatkan keamanan, sistem pengawasan, serta kenyamanan para penggunanya selama menggunakan transportasi umum.
"Terkait kendaraan ODOL yang setiap hari melintas di jalan tol dan jalan non tol dinilai telah menyebabkan kerusakan jalan dan emisi yang cukup tinggi," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Suharto, juga memicu kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan banyak korban jiwa.
"Sebagai bentuk keseriusan dalam memberantas kendaraan ODOL, Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Polri dan Pemda telah melakukan upaya serius, termasuk normalisasi kendaraan,” papar Suharto.
Karena itu, sebagai salah satu instansi yang bertanggung jawab dalam sistem transportasi cerdas dan pembuat regulasi angkutan barang, Kemenhub selalu menjalin kerja sama dengan instansi dan pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan sistem transportasi yang aman, andal, dan ramah lingkungan.
Salah satunya dengan United States Department of Transportation yang dinilai telah efektif mengembangkan Intelligent Transportation Systems (ITS). (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi