JAKARTA – Kementerian Perhubungan mengakui dana sebesar Rp7 miliar untuk pembangunan Bandar Udara Supadio, di Kubu Raya, Kalimantan Barat, masih kurang. Kemenhub akan membicarakan kebutuhan dana yang diperlukan dengan PT Angkasa Pura II.
"Sekarang dana ada yang ada segitu dulu," kata Direktur Jendral Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti S Gumay menjawab pertanyaan JPNN di Jakarta, Selasa (3/1).
Dijelaskan Herry bahwa dana Rp7 miliar yang sekarang ini sudah dianggarkan untuk Bandar Udara Supadio itu memang tak cukup. "Belum cukup, nanti kita pertimbangkan lagi dengan PT Angkasa Pura II. Kan tahun kemarin Rp20 miliar, kalau sekarang ini belum cukup," tegas Herry.
Kendati demikian, ia berjanji Kemenhub akan membicarakan kelanjutan pembangunan Bandar Udara kebanggaan masyarakat Kalbar, itu dengan pihak PT Angkasa Pura II. "Nanti kita atur bersama-sama PT Angkasa Pura II. Kan bandara itu sudah punya (dikelola) PT Angkasa Pura II. Kita bahas tindaklanjutnya bersama PT Angkasa Pura II," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah pusat akan mengucurkan ratusan miliar dana melalui APBN 2012 untuk pembenahan serta peningkatan fasilitas di lima bandara yang ada di lima kabupaten yakni Melawi, Sintang, Ketapang, Kapuas Hulu dan Kubu Raya.
Jatah terbanyak diperoleh Kabupaten Sintang yaitu Rp47,250 miliar. Dana tersebut diperuntukkan bagi pembangunan bandara Sintang baru. Sementara Bandara Supadio tak masuk skala prioritas. Hanya memperoleh kucuran dana Rp7 miliar.
Padahal, bandara ini memiliki intensitas penerbangan terbanyak yaitu mencapai 56 kali per hari atau 392 kali seminggu. Sebetulnya peningkatan fasilitas di Bandara Supadio ini sudah dianggap prioritas oleh pemerintah pusat sejak tahun 2006 lalu.
Namun, ternyata dana yang dikucurkan masih jauh dari kebutuhan. Jumlah dana yang diperlukan untuk pembangunan runway baru di Supadio mencapai Rp700 miliar. Pembangunan runway baru sudah sangat mendesak karena runway yang ada sekarang tidak lagi memadai. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Dinas Dibawa Pesta Tahun Baru
Redaktur : Tim Redaksi