JAKARTA - Mendesak untuk pengiriman ternak di sejumlah daerah di Indonesia, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengambil langkah awal penyiapan angkutan khusus ternak dengan memodifikasi kapal laut. "Kapal laut yang ada akan dimodifikasi agar nyaman dan aman bagi ternak yang akan diangkut dengan kapasitas memadai," beber Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kemenhub Leon Muhamad.
Dikatakannya, selain memodifikasi angkutan kapal, pihaknya juga mempertimbangkan untuk merubah dermaga dan terminal. "Namun hingga saat ini belum diputuskan apakah akan dibangun dermaga khusus ternak atau tidak. Kemungkinan akan dilakukan modifikasi saja terhadap terminal agar sesuai untuk angkutan ternak," ungkapnya.
Leon menambahkan, angkutan ternak sudah ada sejak dulu namun diangkut secara tradisional dengan kapal-kapal perintis dengan kapasitas yang terbatas. Serta seiring melonjaknya harga daging di pasaran, maka perlu dilakukan perubahan angkut.
"Menggunakan kapal perintis sangat rawan dengan kecelakaan dan tidak terlindungi dari perubahan cuaca. Sempat terjadi salah satu kapal perintis pembawa ternak tenggelam," urai Leon. Ditambahkannya, sampai saat ini belum bisa memastikan berapa jumlah kapal yang akan dioperasikan untuk angkutan ternak. "Karena akan disesuaikan dengan kebutuhan hasil laporan dari Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan," pungkas Leon. (ian/jpnn)
Dikatakannya, selain memodifikasi angkutan kapal, pihaknya juga mempertimbangkan untuk merubah dermaga dan terminal. "Namun hingga saat ini belum diputuskan apakah akan dibangun dermaga khusus ternak atau tidak. Kemungkinan akan dilakukan modifikasi saja terhadap terminal agar sesuai untuk angkutan ternak," ungkapnya.
Leon menambahkan, angkutan ternak sudah ada sejak dulu namun diangkut secara tradisional dengan kapal-kapal perintis dengan kapasitas yang terbatas. Serta seiring melonjaknya harga daging di pasaran, maka perlu dilakukan perubahan angkut.
"Menggunakan kapal perintis sangat rawan dengan kecelakaan dan tidak terlindungi dari perubahan cuaca. Sempat terjadi salah satu kapal perintis pembawa ternak tenggelam," urai Leon. Ditambahkannya, sampai saat ini belum bisa memastikan berapa jumlah kapal yang akan dioperasikan untuk angkutan ternak. "Karena akan disesuaikan dengan kebutuhan hasil laporan dari Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan," pungkas Leon. (ian/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daftar Negatif Investasi Segera Direvisi
Redaktur : Tim Redaksi