Kemenkes Harus Gerak Cepat Distribusikan Vaksin Covid-19

Kamis, 05 Agustus 2021 – 13:24 WIB
Ilustrasi, vaksinasi vaksin COVID-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal, adalah mereka yang tidak mau atau belum menerima vaksin. Hal ini berdasakan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Ketua Umum Syarikat Islam Dr Hamdan Zoelva mendesak Kementerian Kesehatan untuk mempercepat distribusi vaksin.

BACA JUGA: Banyak Pasien Covid-19 Butuh Plasma Konvalesen, PMI Kesulitan Cari Pendonor

“Syarikat Islam telah berkali-kali melakukan vaksinasi gratis bekerjasama dengan sejumlah lembaga. Kementerian Kesehatan perlu gerak cepat. Kondisi sudah sangat kritis. Kuncinya percepat distribusi vaksin ke berbagai daerah,” ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Hamdan mengaku prihatin dengan banyaknya daerah zona merah yang belum mendapatkan vaksin, khususnya di Pulau Jawa dan Madura.

BACA JUGA: Garap Proyek Rumah Indonesia di Mekkah, PT PP dan BPKH Jalin MoU

“Kedepannya, distribusi ke luar Jawa – Bali juga perlu segera dilakukan. Herd Imunity seperti yang dicanangkan presiden itu baru terjadi jika dilakukan secara serentak dan merata,” jelasnya.

Terpisah, Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Alifudin meminta Kementerian Kesehatan untuk mampu mengatasi persoalan kurangnya stok vaksin di sejumlah daerah.

BACA JUGA: 3 Trik Jitu Atasi Efek Samping Vaksin Covid-19

Dia menerima banyaknya keluhan kekurangan vaksin di sejumlah daerah.

"Jangan hanya di Pulau Jawa, atau dikelola juga oleh pemerintah pusat saja stok yang banyaknya. Daerah juga perlu melakukan vaksinasi," tutur Alifudin (2/8).

Atas kendala kekurangan vaksin di dapilnya, Alifudin mengaku akan terus berkomunikasi kepada Menteri Kesehatan untuk mendorong keberadaan vaksin di daerah.

Sementara, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai vaksin menjadi masalah serius yang harus segera dituntaskan.

Kuncinya kata Bhima ada di Kementerian Kesehatan.

Bhima menjelaskan, gap pasokan vaksin tiap daerah bisa menyebabkan pemulihan ekonomi tidak serentak. Daerah yang vaksinasinya lambat, maka pemulihan ekonominya juga lambat.

“Presiden sudah bilang ada pasokan vaksin impor yang menumpuk masih banyak, sementara animo masyarakat untuk vaksin tinggi, terilihat dari kerumunan orang yang mau divaksin di beberaapa tempat,” seru Bhima.(chi/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler