jpnn.com, JAKARTA - Kemenkes mencatat sejak kasus pertama covid-19 di Indonesia diumumkan pada awal Maret lalu hingga hari ini sudah ada sebanyak 101 orang tenaga kesehatan (nakes) yang terjangkiti virus tersebut dan meninggal dunia.
Data Kemenkes menunjukkan tenaga kesehatan yang gugur terdiri dari dokter, perawat, bidan, Ahli Teknik Laboratorium Medis (ATLM) dan radiografer.
Data ini sedikit berbeda dengan pernyataan Ikatan Dokter Indonesia(IDI) yang menyebutkan sebanyak 100 dokter meninggal selama pandemi Covid-19.
“Laporan terakhir,yang kami terima sudah mencapai 100 dokter yang meninggal,” kata Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih akhir Agustus lalu
BACA JUGA: Menteri Siti Ungkap Pentingnya Rehabilitasi DAS di Tengah Pandemi COVID-19
Dari 101 nakes yang meninggal dunia, sebanyak 86 orang telah mendapat santuan, dua orang sedang proses pencairan dana dan 13 orang lainnya belum lengkap datanya.
Hingga hari ini, dana santunan kematian tenaga medis yang sudah tersalurkan sebesar Rp26, 4 miliar atau 44 persen dari total dana yang dialokasikan.
BACA JUGA: Kabar Duka Dari City, Dua Pemainnya Positif COVID-19
Dari 88 tenaga kesehatan penerima santunan, terbanyak adalah perawat yakni 51 orang. Sisanya, dokter sebanyak 30 orang, bidan 5 orang, radiografer 1 orang dan Alhi Teknik Laboratorium Mredis (ATLM) 1 orang.
Penerima santunan terbanyak berada di Jawa Timur yakni 33 orang dengan rincian dokter 10 orang, perawat 18 orang, bidan 3 orang, ATML 1 orang dan radiografer 1 orang
Provinsi penerima santunan terbanyak kedua yakni, Jawa Tengah yaitu 15 orang, dengan perawat 10 orang, dokter 4 orang dan bidan satu orang.
Bagi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto para tenaga medis yang gugur dalam tugas menangani Covid-19 adalah pahlawan.
“Mereka adalah pahlawan kesehatan bagi bangsa dan negara,” tutur Terawan saat menyerahkan santunan kepada ahli waris tenaga kesehatan di Jakarta, dalam keterangan tertulis hari ini. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia