Kemenkominfo Sebut Industri Game Lokal Bisa Tumbuh Pesat, Asalkan...

Jumat, 02 September 2022 – 00:40 WIB
Ilustrasi, seseorang sedang bermain game PUBG di smartphone.Foto: Techcruch

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi Informatika (Kemenkominfo) mengatakan industri game di Indonesia sangat pontensial.

Hanya saja, pasar game di Indonesia belum didominasi oleh pemain-pemain lokal.

BACA JUGA: Baru Bisa Main Game di Ponsel Saat 20 Tahun, Marshel Widianto: Umur 19 Tahun Masih Miskin

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel A. Pangerapan mengatakan potensi game di tanah air dinilai sangat besar.

Sebab, rata-rata penggunaan game mencapai 8 sampai 9 jam per minggu dan pemain gim console sekitar 7 jam per minggu.

BACA JUGA: Ingin Menjadi Game Changer, Orang Muda Lampung Suarakan Ganjar Presiden 2024

Menurut data Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI), pendapatan industri game di Indonesia mencapai USD 2,08 miliar atau Rp 30 triliun pada 2021.

Angka itu melonjak dari 2020 yang mencapai 1,1 miliar dolar AS atau Rp 15,7 triliun.

BACA JUGA: Kenalkan Alat Musik Tradisional Sejak Dini, IMU Meluncurkan Aplikasi Game Ini

Sayangnya, menurut Semuel, pemain lokal hanya menguasai pasar sebesar 2%.

Artinya pemain lokal masih berpeluang untuk mengambil lebih besar ceruk pasar tersebut.

"Angka ini tentu merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan," kata Semuel.

Menurut dia, membuat program untuk mendorong minat pembuatan game lokal lebih besar.

Program tersebut bernama Indonesia Game Developers Exchange (IGDX).

“Peserta yang mengikuti IGDX nantinya bisa mengikuti program mentoring, ikut matchmaking bisnis, melakukan rekrutmen talenta game potensial,” tambah Samuel.

T Amershah, salah satu pengusaha nasional yang memiliki platfrom aplikasi online di sejumlah negara menilai, pengusaha lokal harus diberikan kesempatan dahulu untuk berkembang sebelum dilepas ke persaingan besar antar developer game global.

“Biarkan dulu bertumbuh, pada masa pertumbuhan, ya, harus dilindungi karena masih lemah,” katanya.

Amershah mengatakan, kesempatan ini misalnya dalam bentuk subsidi, pelatihan, atau insentif lainnya.

Menurutnya, hal itu wajar karena infrastuktur di Indonesia tidak sebanding dengan negara-negara maju yang game mereka sudah lebih dulu penetrasi di Indonesia.

“Kami siap untuk bersaing dan pemerintah bisa mendukung dengan mendorong stakeholder besar untuk bekerja sama dengan developer lokal,” tuturnya. (ddy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkominfo Hapus 15 Game Judi Online, HNW: Ini Hal Aneh


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler