Kemenlu RI: Kebangkitan Asia Bukan Hanya Tiongkok

Rabu, 09 Desember 2020 – 05:55 WIB
Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga (ketiga dari kanan) saat hadir dalam Asean Economic Ministers (AEM) Working Dinner di Da Nang, Vietnam, Senin (9/3). Foto dok humas

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia mesti menjadi salah satu negara yang disebut dalam perihal "Kebangkitan Asia" (The Rise of Asia), mengingat pertumbuhan ekonomi dan perannya di kawasan.

"Kita lihat dari G20, pada tahun 2000 hanya 23 persen produk domestik bruto (PDB) Asia yang berkontribusi di sana, lalu 2020 saat ini angkanya menjadi 45 persen," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri RI Siswono Pramono dalam sebuah webinar, Selasa (9/12).

BACA JUGA: Janji Kemenlu RI kepada Keluarga 155 ABK yang Terjebak di Kapal Tiongkok

"Kita bisa melihat pertumbuhan yang nyata ini, dan negara yang mengalami pertumbuhan secara konsisten serta naik dari satu level ke level di atasnya secara konsisten pula di G20 hanya satu negara, yaitu Indonesia," ujar Siswo menegaskan.

Dia lebih lanjut menambahkan bahwa dari sisi pertumbuhan cepat ekonomi negara-negara Asia berdasarkan hitungan statistik, India menduduki peringkat ke satu, kemudian Indonesia pada posisi ke dua, dan Tiongkok di posisi ke tiga.

BACA JUGA: Partai Komunis Diusik, Tiongkok Sebut Amerika Lakukan Penindasan Politik

"Jelas bahwa 'Kebangkitan Asia' bukan hanya kebangkitan Tiongkok, namun juga kebangkitan India, kebangkitan Indonesia, kebangkitan negara-negara lain di kawasan Asia," ucap Siswo.

Terkait kontribusi ekonomi Asia yang terbesar bagi ekonomi global, ia juga menyebut bahwa "Kebangkitan Asia" yang akan memunculkan suatu norma baru dalam tatanan dunia merupakan suatu hal yang normal.

BACA JUGA: Perang Dagang Berlanjut, Kini Tiongkok Sasar Industri Daging Australia

Pada kesempatan itu, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Peter Schoof menyampaikan pandangan serupa tentang "Kebangkitan Asia".

Dia mengatakan bahwa Pemerintah Jerman mengeluarkan panduan untuk menjalankan kebijakan luar negeri di kawasan Indo-Pasifik atas pertimbangan bahwa pusat ekonomi dunia yang mulai beralih ke kawasan Asia.

Menanggapi langkah Pemerintah Federal Jerman tersebut, Siswo mengatakan pendekatan Jerman sudah cukup tepat untuk bekerja sama dengan negara-negara berkembang.

Pasalnya, sepuluh tahun mendatang Asia diperkirakan akan menyumbang sekitar 51 persen PDB di G20--Kelompok 20 Ekonomi Terkuat di Dunia. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler