jpnn.com, JAKARTA - Bali sebagai penyumbang wisatawan terbanyak di Indonesia terus berinovasi dengan dukungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Kementerian di bawah komando Arief Yahya ini sedang meramu strategi untuk menyinergikan Bali, Lombok, dan Labuan Bajo dalam satu brand pariwisata Indonesia.
BACA JUGA: KAGAMA Mbangun Karimunjawa Berakhir, Keluarga Berwisata
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan, Bali, Lombok, dan Labuan Bajo memiliki kekhasan masing-masing, baik dari segi adat dan budaya hingga lanskap geografis.
Namun, ketiga daerah yang memiliki kedekatan letak geografis tersebut apabila digabungkan dapat menggambarkan Little Indonesia melalui keanekaragamannya.
“Pendekatan promosi baru melalui konsep Peningkatan Promosi Branding Triangle Bali, Lombok, dan Labuan Bajo ini. Diharapkan mampu meningkatkan pariwisata tidak hanya destinasi secara individual, melainkan secara satu kesatuan,” ucap Esthy seusai Forum Group Discussion (FGD) Finalisasi Peningkatan Promosi Branding Triangle di Hotel Millennium Jakarta, Rabu (11/10).
BACA JUGA: Investor Asing Jajaki Investasi Pariwisata di Indonesia
Plt Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Hariyanto menambahkan, FGD Finalisasi Peningkatan Promosi Branding Triangle ini telah dilaksanakan Mei hingga September 2017.
Dilanjutkan dengan Kegiatan FGD Peningkatan Promosi Branding Triangle telah dilakukan di tiga destinasi yaitu Bali-Lombok dan Labuan Bajo di waktu yang bersamaan pada 15 hingga 19 Juli 2017 dengan dihadiri oleh mahasiswa, Dinas Pariwisata tingkat provinsi/kabupaten/kota yang mewakili Bali, Lombok dan Labuan Bajo, industry pariwisata ( tour operator, perhotelan, maskapai penerbangan, pramuwisata), asosiasi pariwisata (PHRI, ASITA, PHRI, GIPI, HPI).
“Secara geografis, Pulau Bali dengan dengan Lombok dan Labuan Bajo, namun eksistensi pesona Bali belum dilakukan secara optimal. Sasaran utama dari perumusan studi tersebut adalah pandangan strategis, studi perilaku target market, serta strategi dan taktik promosi branding triangle,” ujarnya.
Pria yang biasa disapa Pak Har itu menambahkan, rumusan positioning kali ini akan menggambarkan keindahan alam dan keunikan budaya dari ketiga destinasi untuk menyasar segmen wisatawan yag dituju.
BACA JUGA: Pianis Mancanegara Dominasi Kejuaraan Piano di Batam
Serta menonjolkan diferensiasi dibandingkan dengan kawasan wisata lain dan brand pariwisata yang sesuai.
“Terdapat tiga brand dalam rangka perumusan brand kali ini, yang pertama ‘The Arc of Wonders’ yang bermakna Busur Pesona Indonesia, yang kedua Wonderful Balojo (Pesona Balojo) dan yang ketiga Wonderful Triangle (Segitiga Pesona),” ucapnya.
Di kempatan yang sama, Jacky Mussry yang mewakili Markplus menyebut, wisman dan wisnus memiliki concern yang berbeda.
Baik wisnus dan wisman cukup tertarik dengan konsep kawasan segitiga Bali, Lombok, Labuan Bajo ini.
Sementara stakeholder yang terdiri dari pelaku usaha pariwisata diharapkan bisa berkesinambungan untuk membuat paket-paket ketiga destinasi tersebut.
“Saat ini, wisasatawan tidak hanya ingin melihat (seeing) tetapi lebih merasakan pergi kesuatu destinasi itu, sehingga mereka memiliki kesan yang mendalam. Tidak hanya itu, wisatawan juga sangat concern terhadap destinasi yang sedang ‘hits’ yang berada di sosial media, dan itu harus diakomodasi,” ucap Jacky.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat Mohammad Lalu Faozal yang juga hadir dalam FGD kali, menyambut baik branding ke tiga destinasi ini.
Terlebih tahun depan akan diadakan even dunia IMF World Bank Group yang diselenggarakn di Bali. Lombok dan Labuan Bajo juga akan dipromosikan di acara tersebut.
"Yang harus dicermati untuk menjangkau ke tiga destinasi ini ialah konektivitas. Baik dari bali ke lombok, hingga Lombok dan Labuan Bajo. Kita sudah koordinasi dengan pihak Garuda Indonesia, rencananya akan ada penerbangan Lombok ke Labuan Bajo seminggu dua kali yaitu Kamis dan Sabtu, ucapnya.
Menteri Pariwasata Arief Yahya menyebut, branding ini akan menyatukan dan lebih memperbanyak paket-paket wisata yang menjual ke tiga destinasi tersebut dan destinasi wisata di kawasan Indonesia Timur (Bali Beyond).
"Great Bali merupakan mesin pencetak wisman karena sekitar 40 persen wisman yang berkunjung ke Indonesia melalui Bali. Great Bali kita jadikan sebagai ‘jendela pariwisata’ Indonesia dan sangat efektif dalam menarik kunjungan wisman untuk melanjutkan wisata ke kawasan Indonesia Timur atau Bali beyond,” kata Arief Yahya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpar Arief Yahya Cicipi Kopi Luwak di Taman Ayu
Redaktur : Tim Redaksi