jpnn.com, SINGAPORE - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus menggeber promosi investasi pariwisata Indonesia. Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu menebarkan pesona sepuluh destinasi prioritas atau biasa disebut 10 Bali Baru dalam perhelatan ASEAN C-Suite Investor Conference 2017 di Ritz Carlton Milenia Singapore, Kamis (25/5) kemarin.
Ketua Pokja Percepatan 10 Bali Baru Hiramsyah Thaib mengatakan, acara tersebut sangat prestige karena dihadiri oleh kurang lebih 50 investor besar Asia. "Alhamdullillah responnya bagus. Setelah ini semoga akan ada follow up lebih lanjut,” ujar Hiramsyah. Dalam acara kemarin, dia memaparkan perkembangan dan menawarkan investor untuk berbisnis di 10 Bali Baru yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo itu.
BACA JUGA: Genjot Pariwisata, NTB Perbanyak Event dan Longgarkan Izin Homestay
Seperti diketahui, 10 Bali Baru yang telah ditetapkan Kemenpar adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Morotai, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Borobudur, Tanjung Lesung, Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, Mandalika NTB. ”Saya juga menginformasikan kepada mereka bahwa realisasi investasi di sektor pariwisata di 10 Bali Baru menunjukkan angka pertumbuhan yang luar biasa,” ujar Hiram.
Sepuluh Bali Baru itu, menurut dia, mengalami perkembangan yang signifikan. Realisasi bulan Januari hingga Maret 2017 menunjukkan angka pertumbuhan yang baik yakni mencapai 529,4 juta dolar AS. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 95 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Tiga Menteri Bakal Ikut Inaugural Flight Garuda Jakarta-Banyuwangi
"Ini yang luar biasa karena kontribusi ini menunjukkan tren positif terhadap investasi nasional secara keseluruhan, semoga semakin banyak investor yang mau berinvestasi di 10 Bali Baru," ujar Hiram.
Pertumbuhan ini menurut Hiramsyah tidak lepas dari program "10 Bali Baru" yang digenjot pemerintah. Dalam dua tahun belakangan memang terus menggenjot sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan. "Jadi saat ini memang menjadi timing yang baik bagi investor, karena pariwisata merupakan satu dari lima sektor unggulan pemerintah," kata dia.
BACA JUGA: GenPI Jogja Lahir, Siap Promosikan Pariwisata DIY
Hiram mengatakan, pemerintah sangat terbuka kedatangan investor untuk menanamkan modalnya di industri pariwisata tanah air. Karena itu ia menyambut baik acara ASEAN C-Suite Investor Conference 2017 dan berharap banyak investor yang menanamkan investasinya di industri pariwisata.
"Dalam pariwisata terdapat tiga poin utama. Yakni atraksi, aksesibilitas dan amenitas. Pemerintah tentunya tidak bisa memenuhi seorang diri, maka itu butuh partisipasi private sector, terutama di bidang amenitas," ujar Hiramsyah.
Nantinya pemerintah mengarahkan investasi untuk ditempatkan di 10 Bali baru yang menjadi program pemerintah. "Kenapa ada sepuluh destinasi yang dikedepankan, karena masing-masing wilayah memiliki karakteristiknya sendiri. Jadi tidak bisa disamakan antara Mandalika dengan Danau Toba misalnya. Karena itu pemerintah menilai 10 destinasi ini adalah yang diutamakan terlebih dahulu," ujar Hiramsyah.
Terkait dengan Top 3 program yang tengah dijalankan Kementerian Pariwisata, salah satunya homestay di desa wisata, menurutnya tidak akan bertabrakan dengan investasi terkait amenitas oleh swasta. Karena menurutnya homestay dengan pola investasi seperti hotel dan resort memiliki konsep berbeda.
"Masing-masing ada segmentasi, tidak perlu khawatir. Kenapa pemerintah kejar homestay, karena kita ada 75 ribu desa wisata. Jadi untuk bisa kembangkan secara cepat adalah homestay. Karena hotel minimal butuh 1 tahun lebih untuk desain dan pembangunan," ujar dia. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Support Pariwisata, Kemen LHK Target Jaring 1,5 Juta Wisman
Redaktur : Tim Redaksi