jpnn.com, PACITAN - Kemenparekraf/Baparekraf memperkenalkan konsep homestay dan desa wisata saat Bimtek Penguatan Promosi Wisata Minat Khusus dengan penerapan CHSE/K4 pada Sektor Parekraf di Pacitan, Jawa Timur, (11/12/2020).
Sebagai narasumber, Kemenparekraf menghadirkan Doto Yogantoro, yaitu Ketua Desa Wisata Pentingsari, yang juga menjabat Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Yogyakarta, sekaligus Trainer Desa Wisata Institute.
BACA JUGA: Desa-Desa di Tiongkok Disulap Jadi Objek Wisata, Warga Makin Sejahtera
Dalam pemaparannya mengenai, Desa Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat yang Berkelanjutan, Doto Yogantoro menyampaikan konsep yang dijalankannya saat membangun Desa Wisata Pentingsari di Yogyakarta.
“Desa Pentingsari awalnya sebuah desa biasa dengan akses yang susah, dan tingkat kehidupan ekonomi dan pendapatan tidak terlalu baik. Padahal, desa ini punya sumber daya alam melimpah namun tidak dimanfaatkan,” katanya.
BACA JUGA: Ibu Pembunuh Tiga Anak Kandung Itu Meninggal Dunia karena tak Mau Makan
Untungnya, Desa Pentingsari punya semangat gotong royong dan kebersamaan yang tinggi. Selain itu, masyarakatnya memiliki budaya memelihara alam lingkungan, budaya, dan kearifan lokal.
“Impian sederhananya memberikan nilai tambah pada kehidupan sosial ekonomi dan seni budaya masyarakat desa. Juga membuka diri terhadap dunia luar dengan membangun interaksi positif terhadap pihak lain,” katanya.
BACA JUGA: Wakil Bupati OKU Ditahan KPK, Sekda: Mohon Doanya untuk Pak Johan Anuar
Doto mengatakan, desa wisata membutuhkan atraksi yang bisa dinikmati bahkan dilakukan wisatawan. Seperti berkeliling desa dengan sepeda atau jeep terbuka, bercocok tanam, berkebun, hingga membuat kerajinan tangan
“Prinsip pengembangan desa wisata adalah ada produk wisata asli dan lokal, ada keterlibatan warga sikap dan nilai, konservasi daya dukung. Selain itu harus ada Lembaga yang solid, fleksibel, dinamis, mandiri, melibatkan tokoh,” ujarnya
Tidak hanya itu, Doto mengatakan desa wisata harus memiliki SDM yang berkualitas kompeten, jujur dan paham, total dan loyal. Harus dilakukan juga promosi yang terfokus efektif berdasarkan analisa pasar, juga Investasi secara swadaya keterlibatan, kerjasama, kebijakan dan peraturan.
Menurutnya, hal ini tidak jauh berbeda dengan konsep homestay. Secara konsep, homestay diartikan menginap di tempat baru untuk belajar sesuatu yang baru. Ditambahkannya, homestay juga membutuhkan partisipasi warga, kualitas rumah, kualitas hidup, pemberdayaan, persaudaraan.
Sementara Afrida Pelitasari, Koordinator Promosi Wisata Minat Khusus Buatan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Event Kemenparekraf, mengatakan saat ini wisata minat khusus menjadi salah satu destinasi yang diminati wisatawan.
"Kemenparekraf/Baparekraf mencoba menggali potensi wisata minat khusus di Pacitan. Karena, saat ini wisata minat khusus menjadi salah satu alternatif bagi traveler yang ingin berwisata. Namun, tetap kita tekankan agar CHSE diterapkan dengan ketat," tuturnya
Afrida menambahkan, dengan cara ini diharapkan sektor pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa lebih maksimal.
BACA JUGA: Berita Duka: Terry Sudibyo Meninggal Dunia, Kondisi Mengenaskan
"Seperti yang sama-sama kita ketahui, pandemi Covid-19 berdampak langsung terhadap industri pariwisata. Pariwisata terdampak paling awal, beresiko paling tinggi dan akan pulih paling akhir. Karena, Covid-19 membuat kita tidak bisa bergerak. Sedangkan pariwisata hidup dari pergerakan wisatawan," ujarnya.(dkk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad