jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mengembangkan wirausaha industri baru khususnya untuk menciptakan sektor industri kecil dan menengah (IKM). Potensi ini bahkan muncul dari warga binaan pemasyarakatan yang cukup banyak memiliki keterampilan dalam menghasilkan produk kreatif dan berdaya saing.
“Kami terus mendukung program graduasi ini. Artinya, agar warga yang sedang dibina di lembaga pemasyarakatan (lapas) punya jiwa wirausaha, sehingga nantinya ada kompetensi atau kemampuan dalam melanjutkan karier di luar secara mandiri,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam pembukaan Pameran Produk Unggulan Narapidana 2019 di Jakarta, Selasa (26/3).
BACA JUGA: 2020, Kemenperin Targetkan Industri Otomotif Produksi 1,5 Juta Unit
BACA JUGA: 2020, Kemenperin Targetkan Industri Otomotif Produksi 1,5 Juta Unit
Airlangga mengatakan, beberapa mantan warga binaan yang sudah mendapatkan pembinaan, ada yang menjadi desainer atau pengrajin. Bahkan, mereka mampu membuka lapangan kerja dan produk yang dihasilkannya telah diekspor.
BACA JUGA: Kemenperin Dorong Peningkatan Kemitraan Industri Mamin dengan Petani
“Pembinaan ini suatu upaya yang diperlukan. Apalagi, pada saat di lapas, mereka mempunyai waktu yang cukup. Dengan bantuan peralatan dan desain serta kemudahan bahan baku dan akses pasar, diyakini akan memacu daya saing produk yang diciptakan. Contohnya, produk kerajinan dan sarung tangan yang sudah diekspor,” paparnya.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya memberikan citra positif terhadap pembinaan narapidana di lapas, sehingga masyarakat di luar dapat melihat secara nyata bahwa lapas bukanlah lembaga yang membelenggu kreativitas para narapidana.
BACA JUGA: Program Santripreneur, Airlangga: Santri Bisa Jadi Wirausaha Andal
Menurut Menperin, lapas merupakan lembaga yang turut berperan aktif dalam membangun karakter sekaligus meningkatkan keterampilan narapidana sehingga mereka memiliki bekal yang baru di tengah masyarakat, misalnya sebagai wirausaha.
“Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi,” ujarnya.
Sebab, saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk.
Meskipun rasio wirausaha di Indonesia sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2 persen, Indonesa perlu menggenjot lagi untuk mengejar capaian negara tetangga.
Apabila dihitung populasi penduduk Indonesia 260 juta jiwa, jumlah wirausaha nasional mencapai 8,06 juta jiwa.
Dalam rangka penumbuhan wirausaha baru, Kemenperin terus menerus mengembangkan pola pembinaan, baik terkait dengan bimbingan teknis, bantuan peralatan dan bantuan manajemen usaha.
Contohnya, bimtek yang telah dilakukan kepada warga binaan, antara lain di Lapas Wanita Tangerang dan Pondok Bambu. Selain itu, pelatihan kerajinan kelapa di lapas Tolitoli, pembuatan tikar kayu di Pontianak, dan kerajinan kayu di Jambi.
“Hal lain yang menjadi concern kami adalah pengembangan pasar dari hasil produk warga binaan, misalnya bantuan uji coba pasar di Plasa Pameran Industri yang Alhamdulillah selalu mendapatkan tanggapan positif dari pengunjung pameran,” ungkap Airlangga.(cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Muhadjir Mengaku Berwirausaha Sejak Kecil, Pernah Jualan Es Lilin
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan