Kemenperin Luncurkan Program Vokasi Link and Match Antara SMK dan Industri di Jabar

Senin, 18 Maret 2019 – 16:45 WIB
Menperin Airlangga Hartarto pada acara peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri wilayah Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), Senin (18/3). Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, SUKABUMI - Demi mencetak generasi muda yang matang dan siap bekerja, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri wilayah Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).

Menperin Airlangga Hartarto mengatakan peluncuran ini adalah kali kedua dilakukan setelah sebelumnya di Cikarang. Kali ini peluncuran dilakukan di PT Anugerah Indofood Barokah Makmur, Sukabumi, Senin (18/3).

BACA JUGA: Sinergi Industri dan SMK Mampu Atasi Ketertinggalan Penguasaan Teknologi

Menurut dia, sengaja Jawa Barat dipilih karena merupakan wilayah yang memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor industri manufaktur.

Dalam peluncuran program pendidikan vokasi industri kali ini, dilakukan penandatanganan 646 perjanjian kerja sama antara 133 perusahaan industri dengan 440 SMK.

BACA JUGA: Wussshh...Ekspor Rokok dan Cerutu Mengepul Capai USD 931,6 Juta

Kemudian, dilakukan juga hibah mesin dan peralatan untuk mendukung praktik dari 28 perusahaan industri kepada 208 SMK. Selanjutnya dilakukan pembukaan diklat sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja) sebanyak 260 orang.

Atas adanya kegiatan ini, Airlangga mengaku sangat bangga dan bahagia. Dia juga mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak SMK dan industri yang sangat antusias ikut serta dalam program strategis ini.

BACA JUGA: Bidik Ekspor Sepatu Nasional Menapaki USD 6,5 Miliar

"Hingga hari ini sudah ada 2.612 SMK yang dimitrakan dengan 899 industri dengan total perjanjian kerja sama sebanyak 4.997," kata Airlangga.

Sementara itu, untuk diklat sistem 3 in 1, mereka menargetkan pada 2019 ini mencapai 72.000 orang setelah pada 2017 menyentuh angka 32.000 orang.

Airlangga menambahkan, pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK merupakan salah satu program yang diwujudkan secara konkret oleh Kemenperin dalam upaya menyediakan satu juta tenaga kerja tersertifikasi sampai tahun 2019.

Ketua Umum Partai Golkar ini menyakini, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten akan mendongkrak daya saing industri nasional. Terlebih, SDM yang memahami dan menguasai teknologi digital sesuai kebutuhan di era industri 4.0 saat ini.

“Sehingga dapat memacu sektor industri kita agar lebih kompetitif di kancah global. Hal ini sesuai dengan implementasi Making Indonesia 4.0," terangnya.

Menurut Menperin, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, fokus pembangunan nasional pada tahun ini adalah pengembangan SDM berkualitas setelah gencar melakukan berbagai pembangunan infrastruktur.

"Oleh karenanya, meningkatkan SDM yang kompeten, perlu dilaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih giat," sebut Airlangga.

Salah satunya menjalankan amanat dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK. Upaya ini memerlukan sinergi dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, baik SMK sebagai penyedia lulusan, industri sebagai pengguna, serta pemerintah pusat dan daerah sebagai pembina dan pembuat kebijakan.

"Jadi kalau yang lain masih mewacana program link and match antara SMK dan industri, Presiden Jokowi sudah melaksanakannya," tandas Airlangga.(cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Galangan Kapal Masih Lesu


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler