jpnn.com, SURABAYA - Sebagai salah satu sektor manufaktur andalan dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah memberikan prioritas pengembangan terhadap industri otomotif. Hal ini dilakukan agar industri tersebut semakin berdaya saing global terutama di tengah bergulirnya era digital.
“Kami ingin terus menciptakan iklim usaha yang kondusif agar dapat mendorong penambahan investasi baru maupun perluasan usaha di sektor industri otomotif,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Opening Ceremony GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS 2019) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/3).
BACA JUGA: Kemenperin Bantu Pelaku Industri di Sulteng Lakukan Revitalisasi Pascabencana
BACA JUGA: IKM Siap Berkontribusi di Dunia Industri Otomotif Nasional
Airlangga mengatakan produk otomotif nasional telah diakui kompetitif di kancah internasional. Daya saing ini tidak terlepas dari pengoptimalan komponen lokal yang semakin meningkat.
BACA JUGA: AISI Bersama Kemenperin Berbagi Ilmu Otomotif dan Kewirausahaan ke Warga Sulawesi
Keunggulan itu juga tercermin dari capaian ekspor sebesar 346 ribu unit atau setara USD 4,78 miliar pada tahun 2018.
"Tahun kemarin, ekspor mobil CBU sudah menyentuh di angka 264 ribu unit, dan yang bentuk CKD sekitar 82 ribu unit, sehingga total menembus 346 ribu unit. Tahun ini ditargetkan bisa menembus 400-450 ribu unit,” kata Airlangga.
BACA JUGA: Menperin: IHT jadi Bagian Sejarah Bangsa, Khusuanya Rokok Kretek
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, volume ekspor mobil CBU Indonesia mencapai 264.553 unit pada 2018 atau naik 14,4 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 231.169 unit.
Kenaikan juga dialami ekspor komponen yang tercatat di angka 86,6 juta unit pada 2018 atau tumbuh 6,6 persen dibanding tahun sebelumnya sebanyak 81,2 juta unit.
Kinerja positif lainnya ditunjukkan melalui capaian produksi kendaraan roda empat atau lebih pada tahun 2018 yang memembus hingga 1,34 juta unit atau setara USD13,76 miliar. “Kalau pasar domestik, kita lebih unggul dari Thailand. Kami menargetkan, produksinya nanti bisa mencapai 1,5 juta unit pada tahun 2020,” tutur Airlangga.
Apalagi, saat ini industri otomotif di Indonesia telah berkembang menjadi basis produksi kendaraan jenis MPV, truck, dan pick-up yang pengembangannya diarahkan untuk meningkatkan ekspor ke pasar global dengan target besarnya sebagai pemasok kendaraan jenis sedan dan SUV.
“Kami juga mendorong agar manufaktur-manufaktur otomotif dalam negeri dapat merealisasikan program pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV),” imbuhnya.
Melalui program tersebut, ditargetkan pada tahun 2025 kendaraan berbasis energi listrik dapat mencapai sekitar 20 persen.
“Industri otomotif nasional sebagai salah satu sektor andalan dalam roadmap Making Indonesia 4.0, yang ditargetkan pada tahun 2030 dapat menjadi basis produksi kendaraan bermotor Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified Vehicle untuk pasar domestik dan ekspor,” tandas politikus dari Partai Golkar ini.(cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsisten Lakukan Ekspor, Menperin Apresiasi PT Bayer Indonesia
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan