Kemenristek Dilebur, Guru Besar UGM: Kok Bangsa Ini Tambah Dungu?

Senin, 19 April 2021 – 11:49 WIB
Guru besar Ilmu Administrasi Negara UGM Prof. Sofian Effendi. Foto: arsip JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Sofian Effendi mengkritisi rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggabungkan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Mahaguru ilmu administrasi negara itu menilai langkah tersebut akan berdampak pada kehancuran bangsa.

BACA JUGA: Kemenristek dan Kemendikbud Digabung, Begini Nasib Vaksin Merah Putih...

"Dewan Riset Nasional dibubarkan, Kemenristek dikerdilkan, tunggu saja kehancuran terjadi terhadap bangsa ini," kata Prof Sofian yang dihubungi JPNN.com, Senin (19/4).

Mantan kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) itu menyebut peleburan Kemenristek membuat jerih payah almarhum Prof BJ Habibie hilang sekejap. Menurut Sofian, Presiden Ketiga RI itu sudah berupaya keras menyejajarkan Indonesia dengan bangsa lain.

BACA JUGA: Kemenristek dan Kemendikbud Digabung, Bambang Brodjonegoro Pasrah

Sofian menegaskan BJ Habibie selalu berpesan bahwa negara yang menguasai teknologi akan menjadi digdaya.

Namun, sejumlah peninggalan penting Habibie justru berakhir, antara lain, proyek pesawat N-250, Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), Dewan Standardisasi Nasional (DSN).

BACA JUGA: Inisial M Disebut-sebut dalam Isu Reshuffle Kabinet, Begini Tanggapan Menkominfo

Kemenristek pun akan dilebur dan digabung dengan Kemendikbud. "Kok bangsa ini tambah dungu, ya?" ucap Sofian.

Mantan ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) ini menceritakan Indonesia pada era Orde Baru dengan kelembagaan dan ekosistem ristek yang lumayan lengkap berhasil membuat N-250.

Namun, tiba-tiba pemerintah menghentikan proyek kedirgantaraan yang sudah hampir 85 persen selesai itu, padahal Indonesia adalah salah satu pasar besar bagi industri pesawat terbang di dunia pada 2000-2010.

Sekarang pasar besar tersebut diambil Boeing, Airbus, dan Embraer yang menerima tambahan ratusan teknisi pesawat terbang Indonesia.

"Teknisi pesawat Indonesia yang dikenal hebat-hebat lebih dihargai bangsa luar," kata Prof Sofian.

Peraih gelar Ph.D bidang kebijakan publik dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat, itu mengungkapkan bahwa Habibie sangat kecewa dengan kondisi itu. Menurut Sofian, Habibie menyampakkan kekecewaannya saat berbicara dengannya.(esy/jpnn)

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler