Kemenristekdikti Kembangkan Rumah Tahan Gempa, Harganya Sebegini

Minggu, 29 September 2019 – 07:40 WIB
Rumah tahan gempa yang akan dikembangkan Kemenristekdikti. Foto: Humas Kemenristekdikti

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan rumah tahan gempa yang bisa dibangun dalam waktu empat jam. Rumah ini rencananya akan dikembangkan di Lombok dan Palu dengan pembangunan hunian tetap.

“Untuk harga dari setiap unit rumah tersebut berbeda-beda. Mulai dari harga Rp 60 juta sampai Rp100 juta, tergantung tipe dari rumah yang akan dipesan. Jadi masyarakat bisa lebih hemat, karena hunian tetap biasanya jauh dari angka harga tersebut,” kata Menteri Nasir, Sabtu (28/9).

BACA JUGA: Berita Terbaru Seputar Penyaluran Dana Pembangunan Rumah Tahan Gempa di NTB

Dia berharap masyarakat bisa lebih cepat dan hemat membangun rumah tahan gempa baik sebelum gempa terjadi maupun setelah gempa.

“Indonesia merupakan negara dengan ring of fire, merupakan negara yang rentan akan potensi gempa, maka bangunan seperti ini yang kita butuhkan untuk meminimalisir korban yang tertimbun oleh material," ujarnya.

Menteri Nasir berharap masyarakat dapat semakin banyak membangun rumah tahan gempa dengan UPVC. Selain cepat dan terjangkau, bahan ini juga ramah lingkungan karena bisa menggantikan pohon sebagai bahan baku pembuatan rumah. 

“Ke depan akan kami kembangkan terus-menerus. Tidak hanya satu lantai, kemungkinan bisa menjadi dua lantai," harap Menteri Nasir.

UPVC yang digunakan untuk rumah tahan gempa ini diteliti dan uji coba oleh Universitas Diponegoro (Undip) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta diproduksi oleh PT Terryham Proplas Indonesia (TPI) dengan merk KENDS UPVC. 

UPVC yang dijadikan bahan bangunan ini tahan panas sampai 220 derajat Celcius, sehingga UPVC ini bisa digunakan sebagai bahan pembangunan rumah yang tahan kebakaran dan tahan gempa dengan tembok, partisi, pintu, dan jendela menggunakan Unplasticized Poly Vynil Chloride (UPVC) serta tiang dan atapnya menggunakan baja ringan.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler