Kemenristekdikti Kirim 45 Mahasiswa ke Tiongkok

Sabtu, 15 Juni 2019 – 19:36 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir. Foto: Humas Kemenristekdikti for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menristekdikti Mohamad Nasir mengirim 45 mahasiswa dari beragam perguruan tinggi ke Tiongkok atau Republik Rakyat China (RRC) untuk mempelajari keunggulan teknologi di negara tersebut.

Nasir berharap dengan mengunjungi beberapa pusat teknologi dan universitas ternama di Tiongkok, para mahasiswa mempelajari pengembangan teknologi di Tiongkok secara langsung sehingga bisa diterapkan di Indonesia setelah mereka lulus.

BACA JUGA: Menteri Nasir: Ibu Ani, Sosok yang Peduli Pendidikan

"Ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja saya ke Tiongkok di bulan April 2019 dan pertemuan saya dengan Dubes Tiongkok pada beberapa waktu yang lalu," ujar Nasir saat melepas 45 mahasiswa Indonesia ke Tiongkok, Jumat (14/6).

Kemenristekdikti telah menjalin kerja sama aktif dengan Tiongkok sejak 2015. Diwujudkan dengan berbagai kerja sama di bidang Iptek, Inovasi dan Pendidikan Tinggi. Beberapa contoh kerja sama Iptek, antara lain adalah antara Tsinghua University dan BATAN Indonesia untuk HTGR (High Technology Gas Cooled Reactor), pengembangan teknologi kereta cepat, bioteknologi, dan pertukaran pelajar.

BACA JUGA: Menristekdikti Serukan Mahasiswa Merajut Kembali Persatuan

Program serupa (pengiriman pelajar Indonesia ke negara mitra) di bawah koordinasi Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Mahasiswa (Belmawa), juga akan ditujukan untuk kunjungan kerja (studi banding) ke negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan negara maju lainnya.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Menilai Aturan PPDB 2019 Berpotensi Picu Gejolak

BACA JUGA: Menristekdikti Dorong Ada 500 Pesantren Punya Perguruan Tinggi

"Apa keunggulan Iptek dan Inovasi mereka (negara maju), apa kelemahan kita (Indonesia) ini harus kita pelajar. Saya ingin ke depan mahasiswa Indonesia sebagai calon pemimpin Indonesia masa depan, mampu berpikir inovatif untuk mencapai target-target 'Sustainbility Development Goals (SDGs,)," tuturnya.

Penguasaan teknologi dan inovasi, lanjut Nasir, merupakan salah satu strategi mutlak, guna menghadapi bonus demografi. Tidak ada suatu bangsa di dunia yang akan maju, jika teknologi dan inovasi belum dapat dikuasai.

"Saya menginginkan agar para mahasiswa tidak lagi (berpikir) ke mana nanti mencari pekerjaan jika lulus, " ucapnya.

Selain mengunjungi Kantor Pusat Huawei Technologies di Kota Shenzen, 45 mahasiswa yang dipilih tersebut selama sepekan akan mengunjungi berbagai lokasi meliputi Peking University di Kota Beijing, Hebei Normal University di Kota Shijiazhuang, Hebei Museum di Kota Shijiazhuang, International Horticultural Exhibition 2019 Beijing, Tembok Besar China bagian Badaling dekat Kota Beijing, Komplek Istana Kekaisaran Kota Terlarang, dan Istana Musim Panas Dinasti Qing.

Selain teknologi, mereka diharapkan mempelajari kebudayaan Tiongkok dan juga menikmati keindahan alam dan keramahan masyarakat di RRC.

Para pelajar Indonesia mendapatkan fasilitasi akomodasi selama berada di Jakarta sebelum dan sesudah penerbangan ke Tiongkok beserta uang saku dari Kemenristekdikti, serta penerbangan pergi - pulang Jakarta - Tiongkok, dan akomodasi dari Pemerintah RRT. Ini merupakan bagian dari kerja sama bilateral di bidang Iptekdikti.

Terkait dipilihnya Tiongkok untuk program kunjungan mahasiswa ini, Menteri Nasir menyampaikan bahwa negara tersebut saat ini berkembang sangat cepat di lihat dari perspektif pertumbuhan ekonomi dan pengembangan Iptek dan Inovasi, yang dapat menjadi acuan bagi penembangan Iptek dan Inovasi di Indonesia, maupun bagi negara lain di dunia. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringatan Menristekdikti kepada Mahasiswa soal Aksi 22 Mei


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler