jpnn.com, JAKARTA - Menristekdikti Mohamad Nasir mendorong pesantren-pesantren di Indonesia turut berkontribusi dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi Indonesia.
Menteri Nasir meminta paling tidak 500 dari sekitar 29 ribu pesantren di Indonesia untuk mengembangkan perguruan tinggi minimal pada tingkat akademi komunitas.
BACA JUGA: Ali Ghufron: Kemampuan Manajerial di Perguruan Tinggi Rendah
"Harapannya lima tahun ke depan mulai dari Aceh sampai Papua kurang lebih 500 pesantren akan didorong memiliki pendidikan tinggi di luar bidang agama sesuai dengan potensi dan kearifan lokal masing-masing daerah untuk meningkatkan kualitas pendidikan daerah tersebut. Jika tidak bisa memenuhi kriteria sebagai universitas atau pun sekolah tinggi maka akan dibentuk akademi komunitas," tutur Menteri Nasir, Jumat (24/5).
Menteri Nasir menjelaskan jika setiap akademi komunitas yang didirikan pesantren memiliki 500 mahasiswa, maka pesantren akan berkontribusi menciptakan 25 ribu mahasiswa dan turut meningkatkan APK pendidikan tinggi Indonesia yang saat ini masih di angka 34,5 persen.
BACA JUGA: Peringatan Menristekdikti kepada Mahasiswa soal Aksi 22 Mei
Menteri Nasir meminta perguruan tinggi yang dikembangkan pesantren sesuai potensi dan kearifan lokal wilayah setempat. Salah satunya seperti bidang herbalife yang menjadi salah satu fokus Stikes Khas Kempek.
BACA JUGA: Banyak Ortu Siswa Menolak Sistem Zonasi PPDB SMA - SMK
BACA JUGA: Bulan Puasa, Para Narapidana Diajarkan Cara Memandikan Jenazah
“Obat yang ada di apotek itu, 92 persen bahan-bahannya bukan dari Indonesia, bahan impor. Kalau pun diproduksi di Indonesia tapi yang punya resep komposisi obatnya (maupun patennya) adalah orang dari luar negeri," ujarnya.
"Kalau Stikes Khas Kempek dapat memformulasikan paten herbamedicine maupun herbalife, karena Indonesia kaya akan biodiversity (keanekaragaman hayati), Insyaallah para santriwan dan santriwati akan bisa menghasilkan terobosan inovasi ('breakthrough innovation'), sehingga obat-obatan berbahan baku lokal bisa dihasilkan dari santri Kempek ini, agar ke depan bangsa Indonesia menjadi mandiri dan tidak lagi bergantung dengan obat-obatan impor," sambungnya.
Dia menambahkan, Stikes prodi farmasi dan gizi sangatlah penting, dengan adanya kedua program studi ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan generasi millenials (anak bangsa) terutama para santri dan masyarakat Cirebon. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketum DPP KNPI Haris Pertama Langsung Silaturahmi ke Pesantren
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad