jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meninjau langsung pelaksanaan Penilaian Kompetensi bagi PNS penyandang disabilitas netra dengan sistem Computer Assisted Competency Test (CACT) di Assessment and Development Center Kemensos, Jakarta, Selasa (23/12).
Gus Ipul juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan para peserta dan bertanya langsung kepada salah satu PNS dari Sentra Wyata Guna Bandung, Yudi Winarmoko (48) soal penggunaan sistem CACT.
BACA JUGA: Mensos Gus Ipul Naik Perahu Karet untuk Salurkan Bantuan Korban Banjir di Pandeglang
Yudi mengaku bersyukur bisa menjalankan ujian Penilaian Kompetensi dengan baik.
"Lebih terbantu. Untuk mencari informasi dan tombol lebih mudah," kata Yudi.
BACA JUGA: Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
Gus Ipul juga meminta agar Yudi mendengarkan lalu menyebutkan salah satu soal dan menjawabnya.
"Mudah-mudahan lulus, ya," kata Gus Ipul singkat.
BACA JUGA: Banjir Pasuruan, Kemensos Kerahkan Puluhan Tagana
Pada kesempatan terpisah, Yudi Winarmoko (48) dari Sentra Wyata Guna mengaku baru pertama kali mengikuti tes tersebut.
Menurutnya, kegiatan itu membuktikan bahwa para penyandang disabilitas netra juga memiliki kompetensi.
Pria yang sudah 17 tahun menjadi PNS itu tidak mengalami banyak kendala saat menjalani ujian penilaian kompetensi.
Dia juga tidak kesulitan mengoperasikan komputer dan aplikasi tersebut.
"Ini komputer bicara dilengkapi dengan handsfree, apa yang ditulis berbunyi, kita tinggal geser panah untuk nyatakan jawaban itu benar," katanya.
Saat ditanya soal tingkat kesulitan soal, dia menuturkan cukup bervariasi dan sebanyak 60 pertanyaan yang dilakukan selama 2 jam.
"Untuk mengetahui talenta, kompetensi yang dimiliki," katanya.
Sementara itu, Asesor SDM Aparatur Ahli Muda Badan Kepegawaian Negara (BKN), Nur Rohmat mengatakan kegiatan ini menjadi penilaian kompetensi pertama kali untuk PNS penyandang disabilitas netra.
Dia menjelaskan penilaian ini bertujuan mengukur kompetensi terhadap PNS penyandang disabilitas netra.
"Untuk netra belum pernah ada, untuk penyandang disabilitas pernah dilakukan," kata Rohmat.
Dia menuturkan perbedaan antara penilaian kompetensi netra dengan lainnya ada pada jenis soal hingga alat yang digunakan.
Pada penyandang disabilitas netra, jenis soalnya berbentuk situasional, bukan studi kasus seperti lainnya.
Dia juga menjelaskan untuk penyandang disabilitas netra menggunakan headphone dan aplikasi agar bisa terdengar suara.
"Tingkat kesulitannya sama. Sedangkan, pendamping lebih kepada teknis seperti dibantu menginput NIP, setelah itu peserta mengerjakan secara mandiri," tutur Rohmat. (mcr8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Denny Sumargo, Novi & Agus akan Kembali Dipanggil Kemensos untuk Mediasi
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Kenny Kurnia Putra