jpnn.com - JAKARTA - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyebutkan, saat ini terdapat 200 ribu Kepala Keluarga (KK) masih bermukim dari beberapa kesatuan Komunitas Adat Terpencil (KAT) di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, KAT terbanyak di Provinsi Papua.
“Berdasarkan kajian Kementerian Sosial (Kemensos), KAT terbanyak berada di Kawasan Timur, khususnya Papua. Saya sendiri belum lama ini mengunjungi suku Kombai dan Korowai di kabupaten Mappi, mereka masih tinggal di atas pohon," kata Salim kepada JPNN, Sabtu (23/8).
BACA JUGA: Geliat Esek-esek di Samping Gedung DPRD
Dia dan rombongan Kemensos berada di Distrik Rauki Daratan, Jumat (22/8). Dalam kesempatan itu, Mensos menyalurkan paket bantuan senilai lebih Rp 20 miliar untuk kegiatan pemberdayaan KAT, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), serta untuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Dalam kajian Kemensos, sebutnya, ada tiga kategori KAT. Pertama, mereka yang masih kuat mempertahankan adat istiadat, sulit menerima pengaruh dari luar. Kedua, mereka yang masih bertahan dengan adat istiadat, tetapi sudah berinteraksi dengan dunia luar komunitasnya. Ketiga, mereka sudah penuh berinteraksi dengan lingkungan luar.
BACA JUGA: Stok Premium di Sejumlah SPBU Kosong
Strategi untuk pemberdayaan di lingkungan KAT, baik dari sisi pra kondisi sosial sampai pada penguatan mata pencaharian warga KAT. Di setiap daerah berbeda pendekatan, bergantung pada tradisi dan adat istiadat masyarakat setempat.
"Saat ini, Kemensos mengutamakan perbaikan sarana tempat tinggal KAT. Sebab, rumah adalah unsur utama yang menjadi jaminan bagi perlindungan secara sosial maupun kesehatan. Rumah layak akan memberi peluang bagi kepala keluarga untuk berkonsentrasi memperbaiki mata pencaharian mereka," ujarnya.
BACA JUGA: Cepat Basi, Raskin Berkutu Dikembalikan Warga
Selain penanganan KAT, dalam rangkaian Sail Raja Ampat ini, Kemensos melakukan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 50 unit bagi warga miskin.
“Saya sendiri yang memimpin langsung kegiatan tersebut, yang ditandai peletakan batu pertama di salah satu rumah warga yang mendapatkan program rehabilitasi,” kata Mensos.
Selain itu, Kemensos akan menyerahkan 53 paket bantuan, berupa sembilan bahan pokok (sembako) bagi warga di Distrik Rauki Daratan dan sejumlah alat bantuan bagi penyandang cacat.
“Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk saling peduli dan berbagi. Sail Raja Ampat bisa jadi momentum untuk penguatan kesetiakawanan sosial, ” tandasnya.
Paket bantuan diberikan khusus di Kabupaten Raja Ampat, berupa RTLH 100 rumah Rp 1 milar, KUBE untuk 41 kelompok Rp 820 juta, Sarana Lingkungan 2 unit Rp 100 juta, WRSE untuk 100 orang Rp 100 juta, KAT untuk 53 suku Rp 3.903.100.000. Total bantuan Rp 5.923.100.000.
Untuk di Provinsi Papua Barat bantuan Rp 20.145.500.000, berupa KUBE untuk 111 Rp 2.220.000.000(Kabupaten Sorong, Raja Ampat, Kota Sorong dan Kota Manokwari); RTLH untuk 150 unit Rp 1,5 miliar (Kabupaten Sorong dan Raja Ampat); Sarling 2 unit Rp 100 juta (Raja Ampat); Bantuan untuk Wanita Rawan Sosial Ekonomi 100 orang Rp 100 juta (Kabupaten Raja Ampat).
Selain itu, bantuan untuk KAT (Kabupaten Manokwari, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Teluk Wondama dan Maybrat) Rp 16.225.500.000 untuk pembangunan rumah sederhana, Jadup, bantuan peralatan kerja tahun I, bantuan bibit tanaman, bantuan peralatan rumah tangga, pembangunan balai sosial 2 unit di Kabupaten Manokwari dan 53 paket sembako di Raja Ampat.(ris/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rumah Ayah Dua Anak Ini Terbakar Saat Ngelamar Kerja
Redaktur : Tim Redaksi