jpnn.com, DONGGALA - Kementerian Sosial RI melalui pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) menginventarisasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang menjadi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Himat mengatakan, pendamping PKH di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi diminta untuk memastikan kondisi mereka. "Menginventarisasi buku tabungan dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) apakah masih ada, rusak, atau hilang," kata Harry Hikmat di Donggala, Sulteng, Minggu (14/10).
BACA JUGA: Update Korban Bencana Sulteng: 2.073 Korban Meninggal
Menurut Harry, bagi KPM PKH yang kartu dan buku tabungannya hilang atau rusak maka dinas sosial yang akan mengeluarkan surat rekomendasi ke Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) untuk dikeluarkan kartu ATM pengganti. Selain itu, pendamping PKH juga didorong untuk aktif dalam memberikan pendampingan pengungsi dalam layanan dukungan psikososial (LDP).
"Salah satu tugas Pendamping PKH adalah menyelenggarakan Pertemuan Peningkatan Kapasitas Keluarga (P2K2) bersama KPM. Dalam masa tanggap darurat bencana ini saya minta kegiatan tetap dilaksanakan bertempat di posko pengungsian," ujarnya.
BACA JUGA: Anggaran untuk Bencana Hampir Habis
Dalam P2K2 diberikan pemahaman tentang pentingnya pola hidup sehat, gizi yang seimbang untuk anak-anak, pengasuhan anak yang baik, dan memberikan motivasi untuk memulai penghidupan yang lebih baik setelah bencana.
Saat ini total KPM PKH Kota Palu adalah 9.722 KPM, Kabupaten Sigi 11.846 KPM dan Kabupaten Donggala sebanyak 19.709 KPM. Saat ini jumlah Pendamping PKH di Kota Palu 46 orang, di Kabupaten Donggala 86 orang, dan Kabupaten Sigi 57 orang.
BACA JUGA: Agar Efektif, Pemerintah Ubah Sistem Distribusi Bantuan
"Dari jumlah tersebut sudah kami inventarisir siapa saja Pendamping PKH yang terdampak cukup parah. Di Palu 2 orang, Donggala 1 orang, Sigi 3 orang. Selain itu terdampak ringan," terang Harry. (mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kritik Terbaru Fadli soal Pertemuan IMF & Bank Dunia di Bali
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh