Kemensos RI DAN BNI Bentuk e-Warong KUBE Ke-14

Terapkan Sistem Penyaluran Bansos Secara Digital di Semarang

Sabtu, 20 Agustus 2016 – 16:57 WIB
Meneri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Foto: istimewa for JPNN

jpnn.com - SEMARANG - Sistem penyaluran bantuan sosial atau subsidi secara digital dengan menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) serta penggunaannya pada Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Elektronik (e-Warong KUBE) terus dikembangkan. 

Kini, Kementerian Sosial RI dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memperluas penerapan sistem tersebut hingga Semarang, Jawa Tengah. Pada kesempatan tersebut, BNI dan Kemensos meresmikan e-Warong KUBE ke-14 sejak program ini pertama kali digulirkan sekitar 3 bulan lalu.

BACA JUGA: Politikus PAN Setuju Harga Rokok Naik, Ini Syaratnya

Dengan demikian, sebagian dari para penerima manfaat Bantuan Sosial atau Subsidi pemerintah di Semarang sudah dapat bertransaksi membeli Sembako di e-Warong KUBE PKH ) tanpa harus menggunakan uang tunai. Transaksi pembayarannya akan menggunakan uang elektronik yang disiapkan oleh BNI.

Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, warong yang menjadi saluran distribusi banyuan akan menyalurkan berbagai bahan pangan pokok seperti semisal gula, minyak, dan beras. Ke depan, e-Warong juga kemungkinan akan menyediakan bahan pangan berupa bawang, daging sapi dan daging ayam potong.

BACA JUGA: Ingat, Perekaman Data E-KTP tak Perlu Pengantar RT/RW

"Karena mendapat dukungan pangan dari Bulog langsung ke warung, rantai distribusi akan terpangkas sehingga harganya bisa lebih murah. Program ini mengedepankan gotong royong," kata Khofifah.

Khofifah menjelaskan konsep e-Warong didasarkan dari prinsip revolusi mental, yakni gotong royong, integrits, dan kerja keras. Kebetulan, pada prinsip tersebut sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dideklarasikan pada peringatan Hari Kemanusiaan Se-dunia yang jatuh pada 19 Agustus. 

BACA JUGA: Cegah Korupsi, Menteri ESDM Jangan Dari Partai

Dengan dibukanya e-Warong KUBE di Semarang, maka hingga saat ini, BNI telah membangun 14 e-Warong KUBE yang tersebar di Malang, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jakarta, Solo, Boyolali, dan Semarang. Melalui e-Warong KUBE tersebut BNI juga dapat mengembangkan basis nasabahnya, yaitu para penerima manfaat bantuan sosial atau subsidi.

Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto mengungkapkan, Peluncuran Layanan e-Warong KUBE di Semarang ini merupakan yang ke-9 kalinya yang dilakukan oleh BNI, dan akan terus berkembang di Indonesia. BNI menaruh komitmen tinggi terhadap beragam program bantuan sosial dari pemerintah, karena BNI lahir dan berkembang dari masyarakat ekonomi kecil. 

Dengan sistem penyaluran Bantuan Sosial secara digital ini, penerima manfaat bantuan sosial akan mendapatkan banyak manfaat. Dengan KKS, penerima manfaat dapat melakukan transaksi di seluruh jaringan e-Warong KUBE,  jaringan BNI dan jaringan Bank HIMBARA baik Mandiri, BTN, dan BRI, serta jaringan Agen-agen 46 yang saat ini sudah mencapai sekitar 12.000 agen.

Untuk membantu pengembangan pasar atas produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat Semarang, termasuk yang ada disekitar e-Warong KUBE, BNI menawarkan program pengembangan e-Commerce. Dalam program tersebut, BNI  akan mendukung UMKM di sekitar e-Warong KUBE dengan memberikan pelatihan, pendanaan Kredit Usaha Rakyat, hingga pemasaran. 

Dengan e-commerce ini, produk warga akan dapat dijajakan tidak hanya di Semarang atau Indonesia, bahkan hingga ke seluruh dunia.

Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan, pihaknya menargetkan akan membuka 43 e-Warong KUBE di Semarang hingga akhir tahun ini. "Dengan dibukanya banyak e-Warong KUBE saya berharap masyarakat akan semakin sejahtera," ujarnya.

Sebelumnya, Peresmian e-Warong KUBE dan uji coba  KKS telah dilakukan oleh BNI bersama Kementerian Sosial RI, di tujuh kota, yaitu Malang, Sidoarjo, Mojokerto, Surabaya, DKI Jakarta, Solo, dan Boyolali. Pada uji coba tersebut terdapat beberapa BUMN lain yang dilibatkan, antara lain BULOG, RNI, Petrokimia Gresik, dan Pertamina. 

Kerja sama sinergis antar BUMN tersebut memungkinkan dilakukannya penyaluran bantuan sosial atau subsidi secara digital menggunakan KKS untuk transaksi pembelian beras, gula, minyak goreng dan tepung.

Pada uji coba di Semarang kali ini pun penyaluran bantuan sosial dan subsidi dilaksanakan secara lengkap hingga ke transaksi pembelian barang-barang kebutuhan pokok. Pengelola e-Warong KUBE dan penerima manfaat diajak untuk mencoba bertransaksi dengan menggunakan KKS dan mesin Electronic Data Capture (EDC). 

Dengan KKS dan EDC itu, penerima manfaat akan memperoleh informasi saldo dana bantuan sosial dan subsidi yang mereka miliki, kemudian membelanjakan dana bantuan tersebut di e-Warong KUBE.  

Dengan dukungan sistem dari BNI ini, penyaluran bantuan sosial yang diterima masyarakat akan dilakukan secara non tunai, dimana bantuan sosial akan langsung masuk ke rekening penerima manfaat dan selanjutnya dapat digunakan untuk membeli barang yang telah ditetapkan di e-Warong KUBE, melakukan tarik tunai, atau tetap disimpan di dalam Tabungan. KKS juga dapat difungsikan sebagai kartu Debit yang dapat bertransaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM). 

Sistem penyaluran bantuan sosial dan subsidi yang disiapkan BNI ini memiliki banyak keunggulan. Pertama, sistem penyaluran bantuan sosial dan subsidi ini sudah menggunakan mekanisme penyaluran non tunai sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Yakni menghendaki agar mekanisme pemberian bantuan sosial dapat terintegrasi dengan sistem digital perbankan, sehingga program bantuan sosial dan subsidi dapat disalurkan secara lebih efektif, efisien, transparan dan tepat sasaran. 

Sistem ini juga memungkinkan adanya monitoring dan reporting, yang dapat membantu dan memudahkan Kementrian Sosial dalam memantau berbagai program bantuan.

Kedua, KKS merupakan Kartu Multifungsi yang dilengkapi dengan fitur e-wallet yang memungkinkan satu kartu dipergunakan untuk berbagai program bantuan sosial dan subsidi. 

Seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Sarana Lingkungan (SARLING), Bantuan Familly Support, Bantuan Tenaga Pendamping, dan lain sebagainya, termasuk Subsidi Beras Sejahtera (RASTRA). Sistem ini sangat praktis dan ekonomis, karena cukup dengan 1 kartu saja untuk segala jenis bantuan/ subsidi.

Ketiga, platform yang dikembangkan ini sangat mendukung terciptanya sinergi BUMN, karena bersifat terbuka (open system) sehingga dapat digunakan oleh seluruh bank HIMBARA. Selain itu platform ini juga dapat diintegrasikan dengan BUMN lain yang berperan sebagai supplier bagi agen penyaluran bantuan sosial dan subsidi (seperti: Bulog untuk beras, PIHC untuk pupuk, Pertamina untuk LPG 3kg, dan RNI untuk gula).

Agen Laku Pandai

Warong yang dikelola Mei Supriyanti digolongkan sebagai Warung Elektronik yang merepresentasikan proses transaksi atau pembayaran secara non tunai karena menggunakan aplikasi mini-market yang terintegrasi untuk pencatatan penjualan dan persediaan serta dilengkapi kartu yang dikembangkan BNI, yaitu KKS. 

Pada kesempatan ini, e-Warong KUBE seperti yang dikelola Mei Supriyanti dapat dikembangkan lebih lanjut fungsinya sebagai keagenan Branchless Banking, atau yang disebut sebagai Agen Laku Pandai, untuk memperoleh berbagai manfaat dan nilai tambah. 

Nilai tambah itu antara lain adalah peluang perluasan bisnis pembayaran Listrik, Telpon, Pulsa, dan lain sebagainya. Perluasan Agen-agen Laku Pandai akan meningkatkan inklusi masyarakat terhadap lembaga-lembaga keuangan.‎(dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai John Kei, Tim Pencari Fakta Segera Periksa Eks Kalapas Nusakambangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler