jpnn.com - JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengungkapkan Kementerian Sosial telah merealisasikan banyak program, khususnya untuk pemberdayaan masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dan membantu mempercepat transisi energi.
Bu Risma mengatakan hal itu saat menjadi keynote speaker dalam diskusi yang digelar oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jakarta Raya (IKA ITS PWJR), Forum Group Discussion Social and Clean Energy Acsess, Sabtu (21/10).
BACA JUGA: Mensos Risma kepada Lulusan ITS: Realisasikan Mimpi Kalian
"Kami di Kemensos terus berupaya untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di 3T dengan memberdayakan masyarakat, memberikan ilmu dan teknologi sehingga berkesinambungan pemanfaatannya,” tutur Risma.
Mensos menyampaikan bahwa pembangunan yang selama ini dilakukan jajarannya di berbagai wilayah, telah memanfaatkan sumber energi EBT yakni solar cell.
BACA JUGA: Ikatan Alumni ITS Menggelar FGD soal Transisi Energi, Ada Bu Risma
“Kami membangun perumahan warga korban banjir di Sentani, Papua, infrastruktur kelistrikannya memanfaatkan panel surya. Sebagian program ini merupakan hasil kolaborasi alumni ITS," ujar Bu Risma.
"Kami sengaja siapkan listrik warga ini diproduksi dari panel surya karena warga disana merupakan masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga apabila kita membuat instalasi yang berbayar mereka akan kesulitan membayarnya,” imbuhnya.
BACA JUGA: Cerita Penyandang Disabilitas Tampil di Hadapan Risma dan Delegasi ASEAN dalam AHLF
Kemensos juga merealisasikan sejumlah program membangun daerah dan sumber daya manusia di wilayah lain seperti Doyo Baru (Kabupaten Jayapura), Agats (Asmat), Jambi, Gunung Kidul (Yogyakarta), bahkan Jakarta.
Kemensos telah membuat integrated treatment plan, sea water reserve osmosis sesuai kebutuhan masing-masing wilayah dengan menggunakan solar cell.
“Kemensos mendengar kebutuhan daerah, dan berupaya memenuhi kebutuhan warga dengan memanfaatkan teknologi," ujarnya.
Tak hanya membantu infrastruktur dasar warga, Kemensos juga mendesain sejumlah alat untuk membantu penyandang disabilitas.
"Sesuai tupoksinya, Kemensos ini juga mengurusi penyandang disabilitas. Kami juga berinovasi. Tim kami mendesain tongkat untuk tunanetra, gelang alarm untuk penyandang tunagrahita, yang juga menggunakan tenaga surya, sehingga pengguna tidak perlu repot men-charge peralatannya,” kata Bu Risma.
Program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat dilakukan di bawah koordinasi Mensos Risma, berbekal ilmu keteknikan di ITS.
“Selama ini saya menyelesaikan permasalahan dengan bantuan ilmu dan teknologi yang saya dapatkan ketika saya mengenyam pendidikan di ITS," ujarnya.
Risma mengapresiasi penyelenggaraan FGD yang dilakukan IKA ITS PWJR dan menyampaikan kesiapannya untuk memperluas sinergi dan kolaborasi yang selama ini sudah terbangun antara Kemensos dan IKA ITS.
Menanggapi penjelasan Mensos, Ketua IKA ITS PWJR Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan bahwa untuk mempercepat pemanfaatan infrastruktur energi bersih dan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai EBT perlu dilakukan penguatan sinergi, bukan hanya antaralumni tetapi juga dengan swasta, pemerintah, serta kampus.
"Kami menyadari bahwa pemerintah tidak dapat bergerak sendiri oleh karena itu kami menyelenggarakan kegiatan ini untuk menguatkan koordinasi dan sinergi agar kontribusi alumni terhadap transisi energi ini makin besar,” ujar Wiluyo.
Dalam FGD yang diikuti ratusan alumnus ITS PWJR tersebut, hadir pula Wakil Rektor ITS Ahmad Rusdiansyah.
Pada paparannya, Ahmad menjelaskan respons ITS sebagai lembaga pendidikan untuk menjawab tantangan inovasi dan penyediaan sumber daya manusianya.
“Kami di Internal ITS sudah melakukan beragam penyesuaian termasuk membentuk prodi-prodi baru untuk menjawab kebutuhan industri, dan mendorong inovasi mahasiswa terutama yang berkaitan dengan transisi energi,” katanya. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan