Cerita Penyandang Disabilitas Tampil di Hadapan Risma dan Delegasi ASEAN dalam AHLF

Rabu, 11 Oktober 2023 – 14:29 WIB
Penari disabilitas Gusti Ayu Resia Iswaria yang tampil dalam opening ceremony The ASEAN High Level Forum ( AHLF ) on Enabling Disability - Inclusive Development and Partnership beyond 2025, di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/10). Foto: Ryana Aryadita/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gusti Ayu Resia Iswaria tidak menyangka bisa menari di hadapan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dan para delegasi perwakilan dari negara-negara ASEAN.

Meski seorang penyandangan disabilitas, Resia tetap berlatih secara keras dan gigih sehingga bisa menjadi seorang penari.

BACA JUGA: Mensos Risma Menangis di Depan Delegasi ASEAN Forum AHLF, Ini Penyebabnya

Anak perempuan yang biasa disapa Gek Resia itu merupakan satu dari 10 penari yang tampil dalam opening ceremony The ASEAN High Level Forum ( AHLF ) on Enabling Disability - Inclusive Development and Partnership beyond 2025, di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/10).

Gek Resia dan 9 temannya menampilkan tarian dari Bali bersama sang guru Kadek Astini.

BACA JUGA: Pilih Makassar Sebagai Tuan Rumah AHLF, Mensos Risma: Ini Unik

Dia mengaku sangat deg-degan saat akan menari di hadapan Mensos Risma dan para delegasi ASEAN. 

"Aku tadi tuh deg degan, aku apa ya rasanya deg-degan banget, rasanya mau jungkir balik,” ucap Resia senang.

BACA JUGA: Mensos Risma Jamin Penuhi Hak 22,97 Juta Penyandang Disabilitas

Anak perempuan berusia 10 tahun itu sudah 6 tahun bergabung dengan sanggar Tari Bhakti Marga. Bergabungnya Reisa ke sanggar tersebut karena dirinya diajak oleh sang kakak.

Saat tiba di lokasi, Gek Resia kagum ketika melihat pelatih sanggar tari sedang melatih anak-anak yang hadir.

“Awal-awal aku malu-malu, terus aku mau seharian nari. Aku pernah pas hari minggu gahung dengan kakak-kakak yang lain yang normal, wah aku senang banget di situ,“ tuturnya.

Resia pun berharap dirinya bisa terus menekuni bidang tari yang akan membawanya ke perhelatan nasional lainnya.

Senada dengan Resia, seorang penari tunawicara juga sangat senang ketika terpilih menari di hadapan Risma dan delegasi ASEAN.

Nita yang berasal dari Deaf Art, Bandung itu menampilkan tarian Badaya Wayang bersama sejumlah kawannya.

"Saya sangat senang, ditonton sama teman-teman dari luar Indonesia,” kata Nita.

Wanita berusia 32 tahun itu menari saat Welcome Dinner AHLF 2023 di Fort Rotterdam, Makassar.

Saat ini, ini merasa sudah mendapatkan hak hidup yang setara dengan manusia yang bukan penyandangan disabilitas.

"Alhamdulillah bisa ikut menari di acara ASEAN. Dan mudah-mudahan bisa tampil dan diundang kembali,” tambahnya. (mcr4/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler