Kementan Ajak Penyuluh dan Petani Perkuat Sinergi Mengatasi El Nino

Minggu, 14 Mei 2023 – 14:44 WIB
Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta kepada seluruh jajarannya untuk melakukan berbagai antisipasi menghadapi El Nino 2023.

Puncak El Nino diperkirakan terjadi pada Agustus 2023.

BACA JUGA: Penyuluh dan Petani Siap Hadapi El Nino

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong para petani membuat Indonesia menjadi negara paling kuat dalam menghadapi ancaman El Nino maupun krisis global dunia.

Mentan Syahrul juga meminta kepada jajarannya yang berada di lapangan untuk membantu para petani yang kesulitan dan meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia untuk menghadapi El Nino.

BACA JUGA: Penyuluh Pertanian Sebagai Pejuang dan Garda Terdepan Menghadapi El Nino 2023

"Semua pihak harus bergerak melakukan kolaborasi, adaptasi dan antisipasi terhadap berbagai tantangan yang ada. Termasuk dalam menghadapi cuaca ekstrem El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang," tegas Syahrul.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan El Nino adalah salah satu fenomena sebagai dampak dari climate change, selain itu ada juga La Nina dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang luar biasa.

BACA JUGA: Polisi dan TNI Gelar Patroli Besar-besaran di Wilayah Jakarta, Ada Apa?

"El Nino merupakan fenomena kering dimana curah hujannya itu lebih kering dari biasanya. Yang disebut dari biasanya itu rata-rata curah hujan selama 25 tahun, kalo El Nino itu lebih kering dibandingkan dengan rata-rata selama 25 tahun itu," kata Dedi pada acara Bincang Seputar Pertanian (Bistan) Volume 21 Special Talkshow, Sabtu (13/5).

"Karena namanya kering pasti tergantung dari air dan salah satu kebutuhan air berasal dari curah hujan. Curah hujan yang biasanya relatif basah sekarang kering dan kering menunjukkan bahwa udara yang ada di sekitar kita kadar uap airnya relatif rendah sehinggga tidak ada peluang uap air melakukan kondensasi, maka terjadinya hujan," sambungnya.

Dedi juga menjelaskan bahwa El Nino adalah fenomena alam akibat climate change yang eratnya kaitannya dengan peningkatan konsentrasi kenaikan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Hal inilah yang menyebabkan suhu dipermukaan bumi hangat bahkan semakin panas.

Para ahli klimatologi melihat ada Samudra Pasifik yang sangat luas melebihi sepertiga dari permukaan bumi. Karena saking luasnya Samudra Pasifik itu, maka indikator akan terjadi El Nino, La Nina atau normal tergantung dari informasi Samudra Pasifik itu.

“Karena di Samudra Pasifik suhu atmosfirnya cenderung hangat, jadi angin yang melewati Indonesia cenderung relatif sedikit, makanya terjadi kekeringan. Fenomena inilah yang dilihat para ahli sehingga menduga atau memprediksi di Indonesia akan terjadi kekeringan," jelas Dedi.

Ssat ini El Nino yang terjadi ke arah positif. Pertanian terkait dengan makhluk hidup dan terkait juga dengan hayati.

Yang artinya kebutuhan makhluk hidup yang pertama perlu oksigen, kedua air karena hampir 90 persen makhluk hidup memerlukan air, ketiga nutrisi, keempat tempat tinggal dan seterusnya.

Pertanian itu perlu air dan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Saat terjadi El Nino akan menjadi masalah yang sangat besar, begitu air terganggu maka produktivitas terganggu artinya produksi menurun secara drastis. Ini harus diantisipasi oleh kita semua dan petani harus paham El Nino itu apa dan dampaknya bagaimana dan apa yang harus dilakukan.

“Puncak El Nino terjadi pada Agustus 2023 dan petani harus mencari sumber air alternatif selain air hujan,” tegas Dedi.

Hal yang harus dilakukan oleh petani, di antaranya mencari alternatif, mencari air di dalam tanah, tingal angkat pompa dari bawah ke atas.

"Atau bisa juga dengan memanfaatkan air yang ada di permukaan, di antaranya dengan melakukan penyodetan pada sungai-sungai besar yang debit airnya tinggi, sehingga lahan pertanian mendapatkan air dari permukaan air," jelas Dedi.

Selain itu, petani juga harus menanggulangi kekeringan dengan cara lain, diantaranya menggunakan arang atau biochar di lahan pertaniannya, karena biochar dapat menyimpan atau memegang air sebanyak 3-6 kali lipat dibandingkan dirinya sendiri. Lalu lakukan fertigasi atau pemberian pupuk dan air secara bersamaan untuk memenuhi kebutuhan air juga memenui kebutuhan pupuk.

Langkah lainnya adalah petani bisa menggunakan pupuk organik atau kompos karena dapat memegang air. Pupuk organik mengandung 16 macam unsur hara dan unsur organik sehingga disebut juga dengan pupuk komplit. Namun, kelemahannya adalah kadarnya relatif rendah.

Sedangkan langkah-langkah yang dihadapi oleh Kementan menghadapi El Nino adalah antisipasi kalau El Nino nya belum kejadian, mitigasi dan adaptasi kalau sudah kejadian. Mitigasi adalah pencegahan dan adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan kondisi El Nino.

"Kita lakukan mitigasi kalau inline dengan adaptasi. Karena El Nino sudah jelas masalahnya di air, maka kita harus menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Adapun langkah-langkah yang harus disiapkan diantaranya adalah dengan menggunakan varietas yang toleran atau tahan terhadap kekeringan. Misalnya penggunaan padi varietas inpago, inpari dan padi gogo," katanya.

Selanjutnya lakukan juga efisiensi penggunaan air, misalnya di lahan sawah dengan melakukan pengairan basah - kering atau dikenal dengan alternate wetting and drying.

Mencari sumber air alternatif dan bagaimana mendistibusikannya dengan lebih efisien, misalnya dengan irigasi tetes.

Dedi berharap petani dan penyuluh harus saling bahu membahu mencari dan mendistribusikan sumber air.

Dedi memberikan saran kepada petani, menghadapi El Nino yang paling penting adalah antisipasi, adaptasi serta mitigasi. Karena saat ini sudah memasuki El Nino yg paling penting adalah bagaimana melakukan adaptasi dan mitigasi.

Menurut dia, El Nino itu bisa musibah dan anugerah tergantung dari bagaimana kita bisa menyikapinya. Dikatakan anugerah, di mana lahan rawa yang tadinya tergenang terus dapat melakukan panen raya, tetapi di saat yang sama juga harus menyiapkan varietas yang toleran atau tahan El Nino.

"Selanjutnya gunakan pengairan alternatif dan lebih efisien, serta jangan lupa lakukan konsevasi air pada tanah-tanah pertanian. Meskipun air dari atas berkurang, tetapi, air dapat bertahan lama didalam tanah sehingg akar tanamannya bagus dan produksi meningkat," kata Dedi. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Joko Curiga Menemukan Tas di Belakang Rumah, Anggota TNI Datang, Ternyata Isinya


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler