Penyuluh Pertanian Sebagai Pejuang dan Garda Terdepan Menghadapi El Nino 2023

Sabtu, 06 Mei 2023 – 12:01 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo turun ke sawah bersama petani untuk melakukan penanaman padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (6/4). Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com - OLEH: ENTANG SASTRAATMADJA

Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat

BACA JUGA: Hadapi Ancaman El Nino, Mentan SYL Minta Jajaran Kementan Dampingi Petani di Lapangan

Ada kabar menarik dan patut dijadikan pencermatan bersama dari Makassar.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta para penyuluh di Sulawesi Selatan untuk menjadi pejuang dan garda terdepan dalam meningkatkan produktivitas di saat musim kemarau panjang atau El Nino 2023.

BACA JUGA: Kementan Ingatkan Petani Soal Kedatangan Fenomena El Nino

Kabar ini penting karena Menteri Pertanian benar-benar ingin menerapkan pola dan pendekatan deteksi dini (Early Warning System) dalam menjawab tanda-tanda jaman yang sedang menggelinding. Bangsa ini memang harus berjaga-jaga dalam menghadapi segudang tantangan yang menghadangnya.

Mentan SYL tidak ingin menerapkan pola pendekatan yang sifatnya sebagai "pemadam kebakaran". Ini penting dipahami, karena pendekatan "pemadam kebakaran" sendiri, memang sudah waktunya kita tendang jauh-jauh dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Untuk itu, wajar bila kita memberi apresiasi atas kebijakan yang ditempuhnya.

BACA JUGA: Alasan David Koboi Jalanan Pakai Pelat Polisi Palsu, Sontoloyo

El Nino atau dalam bahasa keseharian kita identik dengan kemarau panjang, bukanlah hal yang pertama kali dialami. Sudah sering El Nino menyergap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. El Nino menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan bagi pencapaian tujuan pembangunan pertanian.

Entang Sastraadmadja. Foto: Dokumentasi pribadi

Target peningkatan produksi hasil pertanian, banyak yang tidak tercapai. Gagal panen pun terjadi di banyak sentra produksi.

Selain itu, tidak sedikit lahan pertanian yang kering kerontang karena bencana kekeringan yang panjang, membuat kesehatan lahan jadi menurun.

Agar pengalaman pahit ini tidak terulang, para Penyuluh Pertanian penting pro aktif dan melakukan komunikasi yang inten dengan petani di lapangan.

Langkah Menteri Pertanian meminta para Penyuluh Pertanian untuk tampil sebagai pejuang yang berada di garda terdepan guna menghadapi bencana El Nino, tentu harus dibarengi dengan kesiapan para penyuluh pertanian di lapangan.

Penyuluh Pertanian sebagai guru petani, diharapkan dapat secepatnya mengingatkan petani akan bahaya buruknya El Nino.

Ini berarti kunjungan Penyuluh Pertanian kepada petani harus semakin sering dilakukan. Penyuluh Pertanian mesti membawa teknologi dan inovasi terkini dalam menghadapi El Nino.

Penyuluh pertanian sedari awal meminta para petani untuk menyiapkan diri menjawab sergapan bencana kekeringan yang butuh perlakuan khusus dalam kegiatan usahataninya.

Mentan SYL malah menyebut Penyuluh Pertanian adalah "Kopassus"-nya petani.

Penyuluh pertanian dituntut untuk dapat melahirkan berbagai solusi terjait dengan masalah-nasalah serius yang ditimbulkan dengan adanya El Nino.

Sebagai garda terdepan, penyuluh pertanian kini menjadi tiang gantungan petani supaya El Nino dapat dikendalikan secara lebih baik lagi.

Harapan Menteri Pertanian ini tentu saja perlu dukungan maksimal dari para Kepala Daerah, baik Gubernur atau Bupati/Walikota.

Penyuluh Pertanian merupakan aparat daerah. Hitam putihnya para Penyuluh Pertanian, sangat ditentukan oleh kebijakan Pemerintah Daerahnya.

Kalau Bupati/Walikotanya berpihak kepada dunia pertanian, tentu dinamika Penyuluhan Pertanian akan berjalan dengan baik.

Sebaliknya, jika Bupati/Walikota nya tidak suka pertanian, jangan harap para Penyuluh Pertanian akan dapat berkiprah secara optimal.

Itu sebabnya, akan lebih keren, kalau Mentan SYL pun segera berdialog dengan seluruh Bupati/Walikota se-Indonesia, khususnya daerah-daerah yang jadi sentra produksi pertanian agar sungguh-sungguh menyemangati gerak langkah para Penyuluh Pertanian.

Mentan SYL penting mengajak Bupati/Walikota bahkan Gubernur untuk serius menghadapi sergapan El Nino ini.

Pengalaman masa lalu tidak salah diceritakan kembali, betapa ruginya bangsa kita, jika kita tidak cerdas mencarikan jalan keluarnya.

Berkaca pada pengalaman masa lalu, para Bupati/Walikota perlu "disuluh" Mentan SYL, supaya tidak main-main dalam menyiapkan politik anggaran untuk menghadapi El Nino ini.

Bila Covid-19 menyerang seluruh sektor kehidupan, maka sergapan El Nino lebih menjurus ke sektor pertanian dalam arti luas.

Kalau selama Covid-19, sektor pertanian dianggap cukup tangguh, mestinya dengan adanya El Nino pun, pertanian tetap harus perkasa. Namun begitu, kewaspadaan tetap harus ditempuh supaya kita tidak terjebak atas keteledoran kita sendiri.

Suara Mentan SYL dari Makassar sudah sepantasnya menjadi "warning" kita bersama. Salah besar kalau kita mengabaikannya.

El Nino kini tengah membayang-bayangi kehidupan para petani. Keluarga Besar Pertanian, jangan pernah lengah. Kehati-hatian dan kewaspadaan tetap harus ditempuh. Sekalinya kita teledor, bangsa ini harus menebusnya dengan harga cukup mahal.

El Nino hanya salah satu dampak dari berlangsungnya iklim ekstrem yang sejak lama menjadi masalah serius dalam keberlangsungan pembangunan pertanian, khususnya dalam memenuhi ketersediaan pangan. Kita sudah alami dampak dari iklim ekstrem ini. Ketika musim hujan tiba, kita kebanjiran dan tatkala kemarau menyergap, kita mengalami bencana kekeringan yang cukup panjang.

Kedua fenomena alam yang demikian jika tidak ditangani dengan tepat, bisa saja menjadi tragedi kehidupan yang mengenaskan. Itu sebabnya, untuk menjaga hal-hal yang tak diinginkan, apa salahnya jika kabar dari Makassar di awal tulisan ini, patut kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.

Suara Mentan SYL menjadi pengingat yang tidak boleh masuk dari telinga kiri dan keluar lagi dari telinga kanan. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nenek MW yang Dianiaya Polisi Ternyata Berstatus...


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler