Kementan Akselerasi Percepatan Tanam di Kalimantan Selatan

Jumat, 02 Agustus 2024 – 16:28 WIB
Kementan mengakselerasi percepatan tanam di Kalsel demi mengantisipasi kiris pangan. Foto: source for JPNN

jpnn.com - BATOLA - Kementerian Pertanian menjadikan Kalimantan Selatan sebagai salah satu provinsi fokus utama dalam pengembangan produksi pangan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta perhatian khusus untuk sektor pertanian karena ini adalah sektor vital. Jika pertanian bermasalah, maka dunia bisa bermasalah.

BACA JUGA: Mentan Amran Giatkan Teknologi Ini untuk Percepatan Tanam

Mentan Amran juga menekankan pentingnya sinergi dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia.

Pada setiap kunjungannya, Mentan Amran selalu memastikan program pompanisasi berjalan dengan baik dan meminta agar Dinas Pertanian provinsi, kota, dan kabupaten turun ke lapangan untuk memastikan ketersediaan sumber daya air dan kebutuhan pompa, agar program ini lancar dan tepat sasaran.

BACA JUGA: Percepatan Pencapaian Target PAT, Gelar Rapat Koordinasi Teknis di Sulsel

"Tanpa Anda sekalian, kami tidak bisa melakukan apa-apa. Harus kuat bersama untuk mengguncang dunia dan mencapai mimpi bersama menjadi lumbung pangan dunia," ujarnya.

Mendukung hal tersebut, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi bersama dengan Sekretaris Daerah (Sekda) sekaligus sebagai Pj. Bupati Kabupaten Barito Kuala (Batola), Zulkipli Yadi Noor Batola melakukan rapat koordinasi percepatan Perluasan Areal Tanam (PAT) dan Rencana Program Cetak Sawah di Kalsel, di Kantor Bupati Batola, Rabu (31/7).

BACA JUGA: Gerak Cepat, Ini Langkah Strategis Kementan Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Global

Dedi mengingatkan bahwa saat ini Indonesia dalam kondisi darurat pangan. Produksi beras yang ada belum mencukupi untuk kebutuhan konsumsi dan pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), artinya terdapat defisit beras nasional.

"Sementara itu, untuk impor pun tidak mudah," ujarnya.

Negara pengekspor melakukan pembatasan dalam rangka mengamankan kebutuhan dalam negerinya karena ketidakpastian kondisi global.

“Kalau mau swasembada, berarti harus mengejar kekurangan atau defisit produksi beras. Mentan Amran fokus bagaimana meningkatkan produksi beras," ujarnya.

Dedi mengungkapkan ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi, yaitu peningkatan produktivitas, pencetakan lahan sawah baru, dan peningkatan Indeks Pertanaman (IP).

“Dari ketiganya, cara yang paling cepat adalah peningkatan IP, yaitu melalui PAT, pompanisasi dan optimasi lahan, terutama di lahan yang IP-nya hanya satu,” kata Dedi.

Kabupaten Batola merupakan salah satu sentra produksi beras di Kalsel bahkan nasional.

"Kalau Kab. Batola sukses meningkatkan produktivitas, maka Provinsi Kalsel pun pun akan sukses, bahkan nasional sukses," tuturnya.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Batola mendukung penuh program PAT tersebut.

“Terkait PAT kami bisa optimistis, karena terus mendorong jajaran dinas dan seluruh pihak yang terkait untuk bergerak, dan kami pasti dukung. Kami juga mendorong petani untuk menanam varietas lokal umur genjah dalam rangka peningkatan Indeks Pertanaman (IP)," ujar Zulkipli.

Batola telah menganggarkan Rp 1,25 miliar dalam APBD-Perubahan mendukung peremajaan alsintan, pendampingan dan pengendalian OPT mendukung program PAT. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler