Kementan Apresiasi Hasil Panen Padi yang Gunakan Pupuk Organik

Jumat, 16 September 2022 – 17:36 WIB
Irjen Kementerian Pertanian Jan Samuel Maringka mengecek hasil panen padi di RT 003/RW 002, Dukuh Bangun Asri, Desa Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah. Foto: Istimewa for JPNN.com.

jpnn.com - SUKOHARJO - Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan) Jan Samuel Maringka turun ke lapangan mengecek hasil panen padi di RT 003/RW 002, Dukuh Bangun Asri, Desa Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Pengecekan dilakukan untuk melihat kebenaran hasil ubinan yang berada di atas rata-rata.

BACA JUGA: Tingkatkan Kualitas SDM, Kementan Lakukan Penilaian dan Evaluasi Kinerja Penyuluh

Ubinan adalah cara untuk melihat perkiraan hasil panen tanaman padi melalui titik sampel.

Dari pengecekan diketahui ada selisih kenaikan 26 persen untuk tanaman yang menggunakan pupuk organik cair milik Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN).

BACA JUGA: Kementan Mampu Wujudkan Swasembada Beras, Nur Aini Bilang Begini

“Kami melihat ada keberhasilan di sini. Nanti akan kami kembangkan, kami sampaikan kepada pimpinan,” ujar Jan dalam keterangannya yang diterima, Jumat (16/9).

Menurut Jan Samuel, ubinan padi dilakukan atas kolaborasi dari Pemda Sukoharjo, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Sido Muncul Pupuk Nusantara.

BACA JUGA: Selamat, Kementan Kembali Raih Penghargaan TOP GPR

"Hasil laporan yang saya terima dan saya juga cek ke lapangan menunjukkan hasil panen mampu mencapai hingga 11 ton/hektare. Ini menunjukkan angka di atas rata-rata setelah penggunaan pupuk organik tersebut."

“Ternyata hasil diskusi dari petani dan SMPN, pupuk yang diolah ini berasal dari limbah jamu."

"Kalau untuk manusia daya tahan cukup. Ini karena berasal dari jamu yang tidak menutup kemungkinan limbah itu juga menyehatkan pertanian," katanya.

Jan menyebut terbuka kemungkinan penggunaan SMPN juga akan dikembangkan di daerah lain.

Dia pun berharap kolaborasi yang dilakukan dapat menghindari krisis pangan ke depan.

"Apa yang dilakukan adalah upaya menghadapi krisis pangan dunia melalui pengadaan teknologi pertanian."

"Kami lihat di Indonesia penghasil beras terbesar di Jawa Tengah dan tingkat efisiensi memang di Sukoharjo adalah nomor satu sebagai penghasil beras di Jawa Tengah."

"Kami base on practice saja, mana yang terbaik itu yang akan kami ikuti. Mudah-mudahan di pertanian lain tidak perlu melakukan penelitian. Apa yang sudah berhasil di sini, bisa didukung untuk akselerasi pertanian di tempat lain," kata Jan. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler