Kementan Bersama Pemprov Sulut Kembali Gelar Gentanasi

Jumat, 22 September 2017 – 11:57 WIB
Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian dengan Dinas Pangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara menggelar kembali 'Gentanasi', Gerakan Makan Tanpa Nasi di Graha Bumi Beringin, Foto Istimewa

jpnn.com, SULAWESI UTARA - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian dengan Dinas Pangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara menggelar kembali Gerakan Penganekaragaman Pangan melalui 'Gentanasi', Gerakan Makan Tanpa Nasi di Graha Bumi Beringin, Manado.

Gentanasi bukan berarti tidak makan nasi sama sekali melainkan dalam satu minggu mengganti satu kali waktu makan dalam sehari dengan pangan lokal selain nasi.

BACA JUGA: Begini Cara Kementan Asah Kemampuan Petani Muda

Untuk itu dilakukan Penandatanganan kesepakatan (MoU) dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Sulawesi Utara dalam penyediaan menu di hotel dan restoran, yang mengoptimalkan bahan baku pangan lokal sebagai sumber karbohidrat alternatif selain beras dan terigu.

Acara ini untuk memperingati HUT Provinsi Sulawesi Utara ke-53, dengan mengelar Lomba Festival Pangan NonBeras dan NonTerigu yang diikuti Ibu -Ibu TP PKK se-Provinsi.

BACA JUGA: Kementan Gelar Praktik Pengoperasian Alat Mesin Pertanian

Ibu Gubernur, Rita Dondokambey Tamuntuan mengharapkan kegiatan ini bisa meningkatkan kreasi menu pangan lokal berbahan dasar selain beras dan terigu seperti pisang, ubi, jagung dan sagu.

"Kami tidak bisa bergantung sepenuhnya terhadap beras, tetapi menggantinya dengan kearifan lokal yang kami miliki. Untuk itu saya harapkan para ibu bisa mengkreasikan menu pangan lebih beragam dan bergizi" kata Rita.

BACA JUGA: Kementan Memfasilitasi Jambore Peternakan Nasional 2017

Kepala BKP Agung Hendriadi dalam sambutan yang dibacakan Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Tri Agustin Satriani menyatakan, upaya percepatan diversifikasi pangan sangat penting dilaksanakan, mengingat pola konsumsi pangan penduduk Indonesia belum beragam dari jenis pangan dan keseimbangan gizinya.

“Upaya menurunkan konsumsi beras dan terigu harus diikuti dengan penyediaan pangan karbohidrat dari pangan lokal seperti sagu, singkong, ubi jalar, sukun, ganyong, pisang dan sebagainya," katanya.

Menurutnya salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan adalah mengembangkan pola konsumsi beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA).

Sedangkan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw mengatakan Gerakan Tanpa Nasi merupakan program yang berdampak positif dalam mengurangi ketergantungan masyakat terhadap nasi.

“Melalui Gentanasi, ketergantungan masyarakat terhadap beras bisa dikurangi, karena di Sulawesi Utara sumber pangan pokoknya berasal dari umbi-umbian. Untuk itu program ini harus terus digencarkan” katanya.

Salah satu kearifan lokal yang sedang dikembangkan adalah pisang Goroho, yaitu pisang khas sebagai sumber makanan masyarakat Minahasa sejak zaman dahulu.

Selain itu, di Kepulauan Sangihe terdapat Sagu, yang dibiarkan tumbuh tanpa perawatan dan perhatian, ternyata merupakan makanan lezat dengan kandungan gizi cukup tinggi dan bisa dijadikan sebagai makanan bergizi bagi masyarakat.

Sementara di Minahasa dan Minahasa Selatan terdapat pangan lokal jagung yang diolah menjadi beras milu (beras jagung) dan sinduka (tepung jagung), yang banyak dikonsumsi masyarakat.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan dan Mendes Bangun Bengkulu Lewat Produksi Jagung


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler