jpnn.com, PURWOREJO - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi buah jeruk. Salah satunya melalui pengembangan sentra benih jeruk seperti yang dilakukan di Kabupaten Purworejo.
Kabupaten ini dikenal sebagai sentra benih jeruk untuk memenuhi petani jeruk kabupaten sekitarnya maupun antar pulau. Kelompok tani penangkar jeruk dan buah lainnya seperti mangga, manggis, jambu kristal, jambu bol, nangka, blimbing, alpukat, durian dengan berbagai varietas kembali dilirik oleh provinsi provinsi lain seperti Sumatera, Kalimantan Sulawesi, Bali dan lainnya.
BACA JUGA: Sinergi dengan KPK, Mentan Amran Sikat Koruptor dan Mafia
Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan jeruk merupakan komoditas strategis substitusi impor. Benih dikembangkan besar besaran guna mencukupi pengembangan kawasan.
“Luas budidaya jeruk sudah mencapai 50.000 hektar tersebar di sebagian besar kabupaten. ini sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menggenjot produksi dan mensejahterakan petani,” demikian dikatakan Suwandi saat mengunjungi sentra pembibitan bibit jeruk di Purworejo, Selasa(25/9).
BACA JUGA: Targetkan Indonesia Lumbung Pangan, Mentan Amran Lakukan Ini
Suwandi menegaskan sistem perbenihan harus diperkuat mengingat benih sebagai penciri produksi dan pondasi pertanian ada di benih. Tahun 2018 ini sudah didistribusikan 10 juta benih jeruk setara 25.000 hektar. “Hasilnya akan terlihat nanti 2,5 hingga 3 tahun ke depan,” tegasnya.
Direktur Buah dan Florikuktura, Sarwo Edi menambahkan dengan adanya pemenuhan bibit buah buahan ini, diharapkan kesejahteraan petani buah akan meningkat. Produk buah Indonesia meningkat bertujuan untuk memenuhi pasar domestik. “Dan tentunya dapat bersaing di pasar Internasional,” tambahnya.
BACA JUGA: Kementan Mulai Distribusikan 10 juta Benih Unggul
Salah satu tempat penangkaran Jeruk dan buah lainnya berada di desa Karangduwur Kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo. Proses produksi benih dikelola oleh kelompok penangkar dikoordinir oleh Eko.
Eko mengatakan jumlah produksi benih jeruk Purworejo mencapat 1 juta benih setahun dengan wilayah pemasaran di Jawa dan sejumlah kabupaten di luar Jawa. Harga benih bervariasi sesuai varietas, ukuran tinggi pohon dan komoditasnya, ujar Eko
“Disini dikembangkan berbagai varietas benih jeruk yaitu varietas siam madu, trigas, batu 55, RGL, siam banjar, tejakula, sabilulungan, dengan harga Rp.7.500 hingga Rp 12.500 per pohon,” terangnya.
“Benih Durian otong, siminang, matahari, bawor, ktomo banyumas dengan harga Rp. 15.000 sampai 25.000 per pohon. Sedangkan benih nangka sikandel Rp.15.000 sampai 20.000 per pohon,” sambung Eko.
Selanjutnya, diungkapkan Eko, Mangga Arumanis, Simanalagi, Gedonggincu, Gadung harga Rp 10.000 hingga 15.000, sedangkan Manggis Kaligesing dg harga berkisar Rp.15.000 hingga 20.000 per pohon. Jambu kristal Rp.15.000 hingga 20.000 per pohon dan jambu bol Rp. 15.000 hingga 20.000 per pohon.
“Harga harga tersebut tergantung varietas dan ukuran dari pohon tersebut. Bahkan ini benih sengon atau jinjing Rp 1.500 perbatang,” jelasnya.
Eko pun mengungkapkan anggota Kelompok Tani Penangkar di lokasi tersebut sangat antusias mendengar kabar baik bahwa bibit buah buahan tersebut banyak di butuhkan masyarakat sekaitan dengan program pengembangan kawasan buah buahan yang merupakan salah satu program pemerintah.
“Para Penangkar semangat untuk memproduksi bibit buah buahan yang unggul, bermutu dan bersertifikat sesuai anjuran pemerintah,” ungkapnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Dorong Pengembangan Hortikultura di Luar Jawa
Redaktur : Tim Redaksi