Kementan dan BNI Bersinergi Bangun Ekosistem Smartfarming

Rabu, 10 Maret 2021 – 13:53 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Foto: dok Kementan

jpnn.com, BANDUNG - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi kepada semua pihak yang menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada para petani.

Serta upaya yang dilakukan dalam rangka regenerasi petani.

BACA JUGA: Food Estate Humbahas Panen Beratahap, Kementan Minta Masyarakat Tetap Semangat

Hal itu disampaikan Mentan SYL saat menghadiri Program Milenial Smartfarming kerja sama PT BNI dengan Kementerian Pertanian di Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/3). 

"Siapa lagi yang akan membantu negara ini kalau bukan kita, kita semua. Saat ini yang penting dan mendesak adalah kebersamaan," kata Mentan.

BACA JUGA: Gading Marten Pamer Kotak Cincin dan Siap Parkirkan Hati, Anya Geraldine: Prank ya?

Menurutnya, momen hari ini merupakan wujud komitmen bersama antara pemerintah, BUMN, swasta dalam membangun ekosistem smartfarming.

"Sinergi ini adalah bentuk nyata merealisasikan arahan dan visi Presiden untuk mengakselerasi upaya peningkatan kualitas SDM pertanian berbasis teknologi.

BACA JUGA: Kementan Dorong 3.000 THL Ikut Tes PPPK Penyuluh Pertanian

Selain menghadiri penandatanganan kerja  sama, Mentan SYL, bersama Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jawa Barat, Beni Ahmad Bachtiar, Komandan Korem (Danrem) 062/Tarumanagara, Muchidin, Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto, melakukan panen jagung pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi bersama petani milenial.

Jawa Barat menurut Mentan SYL, merupakan tanah yang subur dan indah.

"Kurang apa lagi Allah berikan kepada Jawa Barat. Karena itu, petani-petani kita yang ada di Cicalengka ini harus mengoptimalkan pemberian ini.  Milenial harus diturunkan. Sekarang, cari uang di desa. Karena di sana ada pertanian, sumber kehidupan," papar SYL.

Sementara, Sis Apik Wijayanto mengatakan membangun pertanian membutuhkan effort yang luar biasa.

Menurutnya, program intensifikasi dan ekstenfikasi perlu didukung dengan pola pembangunan yang sesuai dengan era sekarang, yaitu smartfarming.

"Disruption bukan hanya di teknologi tapi juga pada cara-cara lama. Cara lama mengelola pertanian mungkin bisa dikembangkan dengan smartfarming ini. Membaca cuaca, kapan pemupukan, bisa dideteksi dengan teknologi," ujarnya.

Sementara itu, Andi perwakilan petani milenial penerima KUR yang menggunakan aplikasi agree dan alat sensor ritx mengatakan bahwa ia sangat terbantu sebagai petani jagung.

"Aplikasi ini memperrmudah memantau lahan dimana dan kapanpun. Mulai dari kondisi lahan. Alat sensor dapat mengendalaikan lahan jagung mulai penyiapan lahan pemupukan dan lain sebagainya yang sudah diinstall di hand phone," tukasnya.(ikl/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BCL: Enggak ada Orang Lain yang Bisa Ngertiin Gue Seperti Ashraf, Tiba-tiba Gone


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler