Kementan Dorong Daerah Tambah Luasan Lahan untuk Memperbanyak Produksi Kedelai

Jumat, 21 Juli 2023 – 16:20 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pelaksaan Kegiatan Aneka Kacang dan Umbi, Kamis (20/7) malam. Salah satu arahan adalah mendorong daerah menambah luasan lahan untuk memperbanyak produksi kedelai. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, BOGOR - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pemerintah daerah menambah lahan untuk memperbanyak produksi komoditas kedelai.

Langkah ini perlu diambil lantaran iklim ekstrem El Nino menyebabkan dunia terancam kekeringan yang berakibat produksi kedelai global bisa menurun.

BACA JUGA: Mentan RI Tunjuk Sumsel Jadi Penyangga Pangan Nasional

“Harga kedelai global bisa naik hingga tiga kali lipat. Kalau kita tidak tanam kedelai, mau makan apa kita besok?,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pelaksaan Kegiatan Aneka Kacang dan Umbi, Kamis (20/7) malam.

Mentan Syahrul menegaskan produksi kedelai nasional perlu semakin ditingkatkan.

BACA JUGA: Dari Gunungkidul, Mentan Syahrul Yasin Limpo Siapkan Kedelai Lokal untuk Indonesia

Apalagi produk olahan kedelai sangat digemari masyarakat Indonesia.

“Kedelai itu sangat dibutuhkan. Kita makan tahu dan tempe. Kita juga makan kecap. Jadi yuk mari kita tanam kedelai,” ajak Mentan Syahrul.

Ajakan Syahrul bukan tanpa alasan, karena produksi kedelai global yang berpotensi menurun akibat El Nino.

Pasokan kedelai ke Indonesia pun bisa berkurang.

“Mungkin El Nino ini ada hikmahnya, karena kita semua dipaksa untuk menanam. Jadi siapa tahu, impor kita justru bisa menurun,” ujarnya.

Untuk itu, Mentan Syahrul juga meminta pemerintah daerah untuk persiapkan program yang matang, mulai dari kelembagaan, sumber daya manusia, hingga pembiayaannya.

“Keluar dari mindset hanya mau jalan kalau ada uangnya. Manfaatkanlah KUR (kredit usaha rakyat). APBD digunakan untuk operasional pengendalian,” jelas Mentan Syahrul.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menambahkan animo petani bertanam kedelai semakin meningkat seiring kondisi harga semakin kompetitif meskipun nilai manfaatnya belum sebagus bertanam jagung.

Dia menyebutkan harga kedelai di petani sekitar Rp 10 ribu-11 ribu per-kg dan menjadi peluang untuk memacu produktivitasnya.

Lebih jauh Dirjen Suwandi menyampaikan bahwa sistem perbenihan kedelai disempurnakan dan diarahkan penangkaran insitu sehingga terlihat mampu menyediakan benih unggul yang dibutuhkan petani.

"Pada 2023 ini ditargetkan tanam 250 ribu hektare kedelai tersebar di sentra dan pada tahun depan agar ditingkatkan lagi luasannya,” sebutnya.

Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Enie Tauruslina Amarullah menyebutkan potensi untuk peningkatan produksi kedelai nasional cukup besar.

“Hal tersebut didukung dengan luasnya lahan tadah hujan maupun lahan kering yang cocok untuk budidaya kedelai serta sumber daya petani yang sudah terbiasa menanam kedelai,” tutur Enie.

Dia menjelaskan kedelai lokal merupakan kedelai organik/non-GMO yang lebih sehat untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Menurut Enie, tantangan saat ini adalah penanganan pascapanen yang belum maksimal sehingga mutu kedelai lokasi masih kalah bersaing dengan kedelai impor.

“Tapi tantangan ini tidaklah sulit bila kita tanggulangi bersama-sama instansi yang terkait,” pungkasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler