Kementan Dorong Indramayu Jadi Role Model Kampung Buah

Rabu, 09 Juni 2021 – 09:40 WIB
Kementan mendorong wilayah Indramayu, Jabar menjadi role model kampung buah. Foto: Hortikultura

jpnn.com, INDRAMAYU - Kabupaten Indramayu menyambut program kampung buah, sebagai salah satu komponen program kampung hortikultura.

Kondisi topografi Indramayu yang terkenal sebagai ikon penghasil mangga, diyakini mampu mempercepat hilirisasi kampung buah.

BACA JUGA: Fokus Pada Pemulihan Ekonomi Nasional, Kementan Dorong Pengembangan Kampung Hortikultura

Oleh karena itu diharapkan gerakan tiga kali ekspor (GRATIEKS) yang dijalankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin didorong lebih cepat.

Menurut Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto Kementerian Pertanian senantiasa mendorong terwujudnya buah lokal yang berstandar internasional.

BACA JUGA: Asyiknya Petik Buah Sendiri di Kampung Anggur

"Tidak hanya berkualitas baik untuk negeri sendiri namun juga mampu bersaing dengan negara-negara penghasil buah di dunia. Momentum inilah yang akan diwujudkan melalui pembentukan kampung buah di seluruh negeri,” ujar Prihasto dalam beberapa kesempatan.

Direktur Buah dan Florikultura Kementan Liferdi Lukman mengatakan untuk mempercepat realisasi kampung buah, Direktorat Jenderal Hortikultura mengadakan bimbingan teknologi (bimtek) budidaya jeruk, perdu dan pohon dengan mengundang para petani.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Meluncurkan Korporasi Petani Hortikultura Pondok Pesantren

Kementerian Pertanian mendukung penuh dalam hal penyediaan benih unggul, teknologi budidaya hingga pasca panen. Kampung buah yang terdaftar akan diregistrasi sehingga memenuhi standar dan berdaya saing.

“Program kampung buah terbuka untuk wilayah lainnya dengan beberapa catatan di antaranya wilayahnya cocok dengan agrosistem yang dibutuhkan," ungkapnya saat membuka kegiatan, Senin (7/6).

Kemudian, lanjut Liferdi, dari sisi cuaca, daerah yang cocok untuk pengembangan buah tidaklah yang banyak curah hujannya.

Syarat selanjutnya, kata dia, masyarakat dan petani haruslah yang antusias untuk mengembangkan program ini.

"Terpenting, ada komitmen dari pemerintah setempat, artinya bersama - sama membangkitkan program ini,” ujar Liferdi.

Liferdi mengatakan program kampung buah ini diminati banyak pihak.

Dia bercerita bahkan pernah ada investor yang ingin memberikan saham seluas 300 hektare untuk pengembangan buah.

"Syarat untuk bergabung dengan kampung buah cukup mudah yakni masyarakat cukup mengajukan proposal ke dinas pertanian setempat," bebernya.

Liferdi menilai Indramayu mampu mendorong daerah lain untuk mengembangkan buah berskala ekonomi, sehingga didorong menjadi role model.

Namun, dia mengakui permasalahan umum yang terjadi pada buah lokal ialah rasa yang kadang tidak seragam bahkan dalam satu wilayah, termasuk produksinya yang kurang stabil.

“Indramayu adalah ikon mangga dan sudah ada agrowisatanya," tegasnya.

Selain itu, kata Liferdi menyebutkan produksi petani buah Indramayu mampu memenuhi konsumsi dalam negeri maupun ekspor.

"Kami mendorong daerah lain untuk membentuk kampung-kampung minimal dengan luasan 10 hektare atau berskala ekonomi. Dengan adanya semangat one village one product tentunya diharapkan mampu meningkatkan perekonomian desa,” paparnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu Takmid sangat mengaku sangat berbangga hati Indramayu dijadikan percontohan pengembangan kampung buah.

Dia mengatakan, hal yang penting dilakukan adalah mengedukasi petani untuk melakukan budidaya yang baik dengan konsep ramah lingkungan. Selain itu juga mendorong sertifikasi lahan.

Takmid pun berharap adanya manajemen pasar agar harga tidak jatuh pada saat musim panen raya.

“Kami memiliki 837 ribu pohon mangga atau 83 ribu hektare lahan. Produksinya tidak kurang dari 1,3 juta ton per tahun. Kami yakin dengan lahan kami yang rata-rata sudah existing ini bisa mempercepat ke arah korporasi sesuai dengan program kampung buah,” jelas Takmid.

Salah satu peserta asal Sumenep - Kabupaten Madura Kholid mengaku bangga diikutsertakan dalam bimtek ini. Dia berjanji akan mengaplikasikan semua pelatihan yang diberikan selama acara berlangsung pada kelompok tani di wilayahnya.

Kholid yakin dengan program kampung buah ini mampu meningkatkan perekonomian petani dan desanya.

“Saya optimistis mampu mewujudkan daerah saya menjadi kampung buah. Daerah saya, Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan selama tiga tahun belakangan ini mampu mengembangkan mangga dan lengkeng seluas 20 hektare,” ujar pemuda berusia 26 tahun ini. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler