Kementan Dorong Pemanfaatan Industri 4.0 Sektor Pertanian

Jumat, 28 September 2018 – 11:45 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Foto: Kementan

jpnn.com, TANGERANG - Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan.

"Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang keempat atau disebut juga Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Sektor pertanian juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan. Ke depan olah lahan, tanam, panen hingga pengolahan dilakukan menggunakan remote control dari rumah," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya di Balai Besar Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Serpong, Jumat (28/9).

BACA JUGA: Imbauan Kementan Agar Peternak Ayam Broiler Tak Merugi

Pada acara bertajuk Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Mendukung Revolusi Industri 4.0 tersebut, Amran juga menyampaikan mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting untuk pertanian modern dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan.

Inovasi dan pemanfaatannya oleh petani perlu terus didorong. Amran mengatakan, anggaran Kementerian Pertanian untuk mekanisasi dan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) saat ini sudah naik 2.000 persen.

BACA JUGA: Mentan Amran Pantau Langsung Program Bekerja di Garut

Amran menjelaskan, ada lima teknologi utama yang menopang implementasi Industri 4.0.

Yaitu, internet of things, artificial intelligence, human machine interface, teknologi robotic dan sensor, serta teknologi 3D printing.

BACA JUGA: Mentan Amran Monitor Program Bekerja di Pelosok Garut

Semua itu mentransformasi cara manusia berinteraksi hingga pada level yang paling mendasar dan juga diarahkan untuk efisiensi dan daya saing industri.

"Melalui implementasi Industri 4.0 di sektor pertanian, diharapkan proses usaha tani menjadi semakin efisien sehingga terjadi efisiensi, peningkatan produktivitas, dan daya saing," jelas Amran.

Dia menambahkan, Presiden Joko Widodo sudah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Dulu tanam satu hektare butuh Rp 2 juta, kini ditekan lewat mekanisasi pertanian jadi Rp 1 juta. Jika diterapkan 16 juta lahan pertanian, sudah hemat Rp 16 triliun. Itu baru dari sisi tanam, belum panen dan sebagainya," tambah Amran.

Amran mengatakan, untuk mendukung Revolusi Industri 4.0, sektor pertanian yang akan datang sedang bereksperimen dengan model dan inovasi bisnis baru.

Yaitu, pertanian presisi, pertanian vertikal, pertanian pintar (smart farming). Data besar, sensor dan drone, alat analisis, internet pertanian, dan otomatisasi alsintan adalah beberapa teknologi yang mendukung industri 4.0.

Pemanfaatan Internet of Thing (IoT) dalam internet pertanian adalah untuk meng-connect benda-benda sekitar kita dengan internet melalui smartphone maupun gadget lainnya.

Hal tersebut melengkapi dan mengembangkan praktik pertanian modern yang selama ini sudah dijalankan termasuk dalam pemanfaatan irigasi, pengolahan lahan, penggunaan pupuk dan pestisida, pengembangan varietas tanaman baru, pengolahan pasca panen, hingga pemasaran.

Amran menyatakan, kementeriannya melalui Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) juga telah mendukung pengembangan Industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi-teknologi cloud computing, mobile internet dan mesin cerdas (artificial intelligence).

Hal itu kemudian digabung menjadi generasi baru yang dimanfaatkan untuk menggerakkan traktor sehingga mampu beroperasi tanpa operator (autonomous tractor), pesawat drone untuk deteksi unsur hara, dan robot grafting.

Pada acara tersebut, Balitangtan meluncurkan teknologi yang dikembangkan dengan kombinasi antara teknologi cloud computing dengan mobile internet, yaitu UPJA Smart Mobile dan SAPA MEKTAN.

UPJA Smart Mobile adalah aplikasi android yang digunakan untuk melakukan usaha jasa pengolahan tanah, jasa irigasi, jasa penanaman padi, jasa panen padi, jasa penggilingan padi, jasa jual benih, jasa jual gabah, jasa pelatihan untuk operator alsintan, perawatan dan perbaikan alsintan, dan jasa penjualan suku cadang alsintan.

"SAPA MEKTAN adalah aplikasi administrasi pengujian alsintan online berbasis android dan berbasis web yang digunakan di Laboratorium Penguji BBP Mektan," ujar Amran.

Peluncuran inovasi teknologi mekanisasi lainnya yang dihasilkan Balitbangtan, antara lain, smart irrigation, smart green house, telescoping boom sprayer,  mobile dryer, rice upland seeder by farm dozer, jarwo riding transplanter, penanam benih padi, alsin penanam tebu dan pemasang drip line irigasi, dan kandang ayam close system mendukung Program Bekerja (Bedah Kemiskinan, Rakyat Sejahtera).

"Semua inovasi teknologi Badan Litbang yang di-launching hari ini diharapkan diadopsi dan diproduksi massal oleh para perusahaan alsintan yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas usahatani sehingga mampu meningkatkan produksi usahatani dan kesejahteraan petani," jelas Amran.

Amran mengakui peran perakayasa sangat penting. Karena itu, sejak awal kepemimpinannya, dia mendorong 1.128 peneliti Balitbangtan untuk melakukan inovasi dengan memberikan insentif berupa royalti.

Amran juga meminta sejumlah stakeholder penting termasuk sejumlah kepala daerah, kepala pusat Bidang Diklat BPPT, kepala PUSPIPTEK dan perwakilan dari sejumlah kampus, perusahaan alsintan, dan para perekayasa untuk mendorong sektor pertanian lebih berdaya saing. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TTI Hadir untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler