jpnn.com, LAMPUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong Provinsi Lampung sebagai sentra produksi beras nasional.
Untuk mewujudkannya, Kementan menggandeng TNI Angkatan Darat (AD) dalam mengoptimalkan lahan pertanian di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Beri Bantuan Pompa, Kementan Optimistis 30 Hektare Sawah di Indramayu Optimal
Optimalisasi lahan merupakan salah satu strategi penting dalam mencapai kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
Kementan dan TNI AD berkomitmen untuk terus mengembangkan program ini guna mendukung ketahanan pangan di Indonesia, termasuk Provinsi Lampung.
BACA JUGA: Panen Raya Maret-April Capai 8,46 Juta Ton, Produksi Beras Bakal Melimpah Lagi
Direktur Perlindungan Hortikultura Kementan Jekvy Hendra menjelaskan program optimalisasi lahan akan dilakukan dengan pompanisasi dan perluasan areal tanam.
Program akan difokuskan pada lahan-lahan potensial yang selama ini belum termanfaatkan secara efektif.
BACA JUGA: Kementan & Perpusnas RI Bedah Buku Menjaga Keberlanjutan Swasembada Pangan
Jeky mengungkapkan fokus optimalisasi ini diarahkan pada pemanfaatan lahan potensial yang selama ini belum tergarap maksimal.
Nantinya pompanisasi ini diarahkan pada pemberian bantuan pompa sesuai kebutuhan petani.
"Fokus perluasan areal tanam diarahkan untuk penanaman padi gogo sebagai tanaman tumpang sisi (tusip) di sela-sela tanaman perkebunan, seperti kelapa sawit, kelapadan kopi dan lain-lain," terang Jeky melalui keterangan resminya pada Selasa (26/3).
Dalam mendorong optimalisasi lahan, baik Kementan maupun TNI AD menerjunkan tim gabungan untuk pendampingan dan pengawalan serta implementasinya di lapangan.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Optimalisasi Lahan Rawa Pamuji Lestari bersama jajaran Kementerian Pertanian dan TNI AD langsung mengunjungi beberapa wilayah rawa di Lampung.
Pamuji mengakui jika potensi pengembangan dan optimalisasi lahan sangat besar di Provinsi berjuluk 'Sai Bumi Ruwa Jurai' tersebut.
“Sesuai arahan Pak Menteri, kita akan mengoptimalkan sawah-sawah yang hanya panen satu kali (IP100) ini bisa menjadi dua sampai tiga kali panen dalam setahun. Saya rasa kalau kita kerja keras bahu membahu, kita pasti bisa mewujudkan ini," tegas Pamuji.
Dirinya juga sangat optimistis jika kedepannya Lampung tak hanya meningkatkan kemandiriannya dalam berproduksi, tetapi akan turut menjadi penyangga Pulau Jawa.
Pamuji mengungkapkan Provinsi Lampung dipilih sebagai prioritas utama dalam program ini, karena karena berpotensi besar menjadi penyangga bahan pangan untuk Jawa dan sekitarnya.
"Dengan optimalisasi lahan rawa, insyaallah semoga program Kementan ini dapat terwujud yah, dan kita mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional," ujar Pamuji.
Pada berbagai kesempatan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama dengan jajaran TNI AD menegaskan komitmen mereka untuk mendukung peningkatan produksi pangan nasional melalui upaya optimalisasi lahan dan pompanisasi.
Langkah-langkah ini juga diarahkan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani lokal guna memastikan implementasi program berjalan dengan lancar.
"Kemitraan antara Kementerian Pertanian dan TNI AD merupakan langkah strategis untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan kita kedepannya. Dengan optimalisasi lahan dan penerapan teknologi modern, kami yakin dapat meningkatkan produksi pangan berkali lipat," ujar Mentan Amran.
Kementan bersama TNI AD telah merancang langkah-langkah strategis dalam optimalisasi lahan dan pompanisasi guna meningkatkan produksi pangan nasional.
Melalui program ini, pemerintah akan memetakan ulang lahan tidak produktif menggunakan drone, serta menerapkan teknologi pertanian modern guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam pengelolaan lahan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi