Kementan Gerojok Pasar dengan Telur Ayam, Rp 19.500 per Kg

Jumat, 20 Juli 2018 – 09:31 WIB
Pedagang telur ayam

jpnn.com, JAKARTA - Meredam kenaikan harga telur ayam, Kementan melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di bawah Badan Ketahanan Pangan (BKP) menggerojok pasar dengan telur ayam murah, Kamis (19/7).

Total 1,5 ton telur ayam diangkut dengan puluhan truk dan pikap dari TTIC Pasar Minggu. Menuju 50 titik yang terdiri atas 43 titik pasar tradisional dan 7 titik kawasan permukiman. Harga telur dalam operasi pasar itu dipatok Rp 19.500 per kilogram. Rombongan dilepas langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

BACA JUGA: Kementan Gelar Operasi Pasar Telur untuk Menstabilkan Harga

Operasi pasar tersebut bukan yang pertama. Sebelumnya, sejumlah pemerintah daerah (pemda) juga mengadakan operasi pasar telur. Termasuk yang dilakukan Dinas Perdagangan Pemkot Surabaya dan Pemkot Cimahi.

Di Jakarta kemarin harga telur berangsur-angsur turun dibanding pekan lalu. Sebelumnya, di beberapa pasar di Jabodetabek, ada yang sampai menembus Rp 30 ribu per kilogram dari harga normal Rp 23 ribu–Rp 25 ribu. Meski sudah turun, harga masih relatif tinggi, yakni rata-rata Rp 28 ribu.

BACA JUGA: Hari Ini, Kementan Gelar Operasi Pasar Telur Stabilkan Harga

Amran mengungkapkan, pihaknya akan terus menggerojok pasar sampai harga bisa ditekan ke angka Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu per kilogram. ”Tapi kalau sudah turun, saya stop agar tidak dimarahi para peternak,” kata Amran kemarin (19/7).

Saat ini Amran mengakui adanya disparitas harga telur yang mencapai 60 persen. Disparitas itu, sebut Amran, berada di tingkat middle man atau rantai distribusi. Menurut dia, permasalahan tersebut harus segera dibenahi, tetapi tidak bisa serta-merta. ”Untuk itu, saya minta kawan-kawan pedagang jangan banyak-banyak ambil untungnya. Biar rezeki terbagi,” katanya.

BACA JUGA: Kementan Gelar Operasi Pasar Telur Stabilkan Harga

Sesuai hasil rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Amran menargetkan paling lama satu pekan ke depan, harga telur sudah turun dan stabil di angka normal. ”Akan kita guyur terus. Target kami jangan sampai lebih dari Rp 25 ribu. Antara Rp 22 ribu hingga Rp 24 ribu saja,” katanya.

Pria asal Makassar itu menjamin tidak ada permasalahan serius dengan suplai telur ayam nasional. Harga naik murni karena kenaikan permintaan (demand) di dalam negeri. Suplai sudah cukup kuat hingga ekspor. Jika perlu, Amran akan mengurangi ekspor dan berfokus pada kebutuhan dalam negeri.

Kementan juga membantah bahwa penurunan produksi nasional disebabkan virus highly pathogenic avian influenza (HPAI) atau low pathogenicity avian influenza (LPAI) yang tengah menyerang ayam-ayam petelur di Indonesia.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Ketut Diarmita mengatakan, pengaruh H5N2 tidak terlalu signifikan terhadap penurunan produksi telur. ”Hanya sekitar 1 sampai 5 persen. Itu sudah tertinggi,” katanya. Ketut berkeyakinan bahwa naiknya harga bukan karena suplai berkurang. Melainkan demand yang terus bertambah sehingga harga naik. (tau/c6/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fosfat Alam Dongkrak Produksi Jagung di Lahan Masam


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler