Kementan: Gula Semut Organik Purbalingga Tembus ke Pasar Negeri Para Dewa

Selasa, 30 Juni 2020 – 23:20 WIB
Gula semut organik asal Purbalingga, Jawa Tengah berhasil diekspor ke Yunani alias negeri para dewa. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya mendorong potensi produk organik agar bisa tembus pasar Internasional.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, untuk mengembangkan pertanian berbasis organik yang sudah banyak digencarkan di negara lain.

BACA JUGA: DPR Dukung Program dan Target Kementan

Menurutnya, pertanian dengan sistem organik akan meningkatkan kualitas produksi pertanian yang lebih sehat.

“Pendekatan pertanian organik menjadikan lebih sehat, berkualitas, dan menjadi pilihan di pasar-pasar yang ada," ucap Mentan saat melakukan kunjungan kerja di Denpasar, Januari lalu.

BACA JUGA: Apresiasi Program Kementan dalam RDP DPD RI

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengungkapkan Indonesia memiliki peluang dan potensi produk organik yang cukup besar untuk bersaing dan diminati pasar internasional.

“Potensi ini harus didukung dengan strategi produksi dan pemasaran yang tepat. Saat ini tren konsumsi makanan sehat makin meningkat, banyak konsumen di dalam maupun luar negeri menginginkan produk organik karena ketika dikonsumsi lebih sehat bagi tubuh," katanya.

BACA JUGA: Bea Cukai Bengkalis Tindak Penyelundupan 600 Karung Gula dari Malaysia

Salah satu produk pertanian organik yang saat ini diminati pasar luar negeri adalah gula semut asal Purbalingga, Jawa Tengah. Pada Rabu (24/6) lalu, 13 ton gula semut organik hasil produksi petani yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sumber Rejeki dari Desa Ponjen, Kecamatan Karanganyar dikapalkan ke Yunani.

Ekspor ke negara yang dikenal sebagai negerinya para dewa ini mampu meningkatkan penghasilan para petani. Gula semut organik KUB Sumber Rejeki dihargai lebih tinggi dengan selisih Rp 5.000 per kilogramnya dari harga di pasar lokal.

Para petani asal Purbalingga ini bisa meraup Rp. 312.000.000 dari 13 ton gula semut organik yang diekspor ke Yunani.

Menurut Direktur Perlindungan Perkebunan Kementan, Ardi Praptono, gula semut organik yang diekspor ke Yunani ini telah tersertifikasi organik berstandar Uni Eropa.

“Untuk fasilitasi pembiayaan sertifikasi gula semut organik dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan melalui dana Tugas Pembantuan ke Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah,” ucapnya.

KUB Sumber Rejeki, tambah Ardi, merupakan salah satu binaan Ditjen Perkebunan dalam kegiatan Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditi Perkebunan. Luas areal perkebunan kelapa organik yang dikelola KUB Sumber Rejeki mencapai 28,6 Ha dan diusahakan oleh 188 KK petani.

“Salah satu tujuan kegiatan Desa Pertanian Organik Berbasis Perkebunan adalah untuk meningkatkan nilai tambah komoditi organik dan menyasar ke pangsa pasar lokal dan ekspor,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut, papar Ardi, dilakukan pembinaan, pendampingan, penyediaan input produksi dan sertifikasi organik kepada kelompok tani perkebunan yang diusahakan secara organik.

“Semoga dengan ekspor gula semut organik ini, dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa di Purbalingga,” pungkasnya.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler