Kementan Kelola Anggaran dengan Optimal

Rabu, 05 September 2018 – 20:59 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau lahan rawa lebak. Mentan menyebut lahan rawa lebak sebagai raksasa tidur yang akan digarap untuk ketahanan pangan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Digipol Strategic Indonesia Nur Fahmi BP menilai Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengelola anggaran dengan optimal.

Menurut Nur Fahmi, hal itu bisa diukur dari pencapaian kinerja Kementan di beberapa sektor komoditas yang sukses berproduksi.

BACA JUGA: Kementan Perlu Perbaiki Infrastruktur Demi Produktivitas

"Misalnya saja beberapa komoditas pertanian mampu mewujudkan keberhasilan panen sehingga mendukung ekspor untuk menambah pendapatan negara," ujar Nur Fahmi, Rabu (5/9).

Nur Fahmi mengungkapkan, hasil lain kebijakan tepat arah pengelolaan anggaran pertanian bisa dievaluasi dari meningkatnya nilai tukar petani (NTP) sebagai wujud kesejahteraan petani.

BACA JUGA: DPR Berjuang agar Anggaran Pertanian 5 Persen dari APBN

"Lihat saja data yang dirilis BPS terakhir. Lalu, menurunnya angka penduduk miskin di desa yang mayoritas pekerjaannya adalah petani," ucap Nur Fahmi.

Nur Fahmi menampik tudingan bahwa kebijakan pengelolaan anggaran di Kementan tidak sesuai arahnya.

BACA JUGA: Mentan Optimistis Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia

Sebaliknya, menurut Nur Fahmi, Kementan menempatkan kebijakan alokasi anggaran berdasarkan aturan mekanismenya.

Nur Fahmi mencontohkan kebijakan penyediaan bantuan alat mesin pertanian yang ditujukan membantu kerja petani agar dapat mendorong produksi.

Dari sisi pembenahan infrastruktur pertanian juga jelas seperti bertambahnya jumlah irigasi.

"Kalaupun ada beberapa komoditas pertanian yang belum maksimal, bukan karena kebijakan pengelolaan anggaran terhadap komoditas itu serampangan. Namun, setiap kementerian punya kebijakan prioritas mana perlu nomor satu untuk ekonomi dan konsumsi publik," kata Nur Fahmi.

Nur Fahmi merasa sampai kini Mentan Andi Amran Sulaiman sukes menerapkan kebijakan clean ministry.

Dia menuturkan, telah menjadi informasi publik bahwa Amran Sulaiman komitmen menggandeng KPK untuk mengawasi kerja kementeriannya.

"Bahkan, dalam beberapa hal Amran Sulaiman memecat pegawainya yang baru diduga korupsi," ujar Nur Fahmi.

Sebagaimana diketahui, anggaran Kementan tahun 2018 mencapai Rp 23,82 triliun.

Anggaran tersebut dialokasikan untuk program seperti target peningkatan produksi, penurunan angka kemiskan pedesaan, capaian ekspor dan lainnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik  (BPS) triwulan kedua 2018, sektor produksi pertanian bersama kehutanan dan perikanan menjadi penyumbang tertinggi PDB sebesar 9,93 persen.

Pertanian secara struktur PDB dan pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha triwulan kedua tahun 2018 (year on year/yoy) berada di urutan kedua sebesar 13,63 persen.

Baru-baru ini, BPS juga merilis data meningkatnya nilai tukar petani per Agustus 2018 menanjak 0,89 persen dibandingkan Juli.

Hal itu membuktikan tingkat kemakmuran petani menguat dengan ukuran kemampuan daya beli. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Prioritas Pengembangan Hortikultura 2018 Harus Sukses


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler