jpnn.com, SUBANG - Kementerian Pertanian (Kementan) membuat terobosan baru berupa ekstensifikasi penanaman padi melalui program Perluasan Areal Tanam Baru (PATB). Tujuan terobosan itu adalah mewujudkan swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejaheteraan petani.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, PATB akan dikembangkan di areal lahan kering dan rawa. Sebab, selama ini kedua tipe lahan itu kurang mendapatkan perhatian selama ini dan pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA: Kementan Gandeng FAO Cegah Zoonosis
"Pemilihan lahan kering dan lahan rawa karena pemerintah ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, yang kantong terbesarnya terutama berada di pedesaan," kata dia di Subang, Jawa Barat, Rabu (20/12).
Dia menambahkan, kehidupan masyarakat petani di areal kering dan rawa cukup berat. Sebab, tingkat kesuburan di lahan kering dan rawa cukup rendah karena dipengaruhi oleh berbagai faktor.
BACA JUGA: Mentan Amran: Ini Padi Varietas Baru, Anti-Wereng!
"Seperti kemasaman, keracunan logam berat, kekeringan, kebanjiran, saliniyas, serta serangan hama dan penyakit, seperti penyakit blast, busuk pelepah, hama wereng, tikus dan sebagainya," ungkap dia.
Menteri asal Bone, Sulawesi Selatan itu memerinci, lahan kering yang masuk dalam program PATB adalah perkebuban muda yang belum menghasilkan TBM (2,4 juta hektare), lahan kering dataran tinggi (2,7 juta hektare), lahan kering masam (5 juta hektare). Kementan juga mengembangkan lahan rawa lebak (potensi lahan 3 juta ha) dan pasang surut (potensi lahan 5 juta ha).
BACA JUGA: Panen Setiap Hari di Kabupaten Buru
Amran menjelaskan, nantinya seluruh lahan tersebut akan ditanami benih khusus yang sudah dikembangkan secara khusus untuk ditanam di lahan kering dan rawa. Yaitu varietas Inpago-12, Agritan, Rindang-1, Rindang-2, Inpara 8 dan Inpara 9, serta Tarabas.
Selain mengembangkan varietas padi unggul, Kementan juga merakit sistem Larikan Padi Gogo Super (Largo Super), yaitu budi daya lahan kering yang memadukan sistem organik dan mekanisasi agar menghasilkan gabah yang melimpah, lebih efisien dalam bertani, sekaligus ramah lingkungan. Saat ini, sistem tersebut tengah dikembangkan di Kebumen, Jawa Tengah.
Amran pun berharap agar ke depan semua program yang tengah dikembangkan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus pendapatan petani, khususnya di daerah lahan kering dan rawa yang selama ini dianggap marginal dan tidak tersentuh oleh pemerintah. “Sehingga Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045," tambah dia.(mg1/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiada Hari Tanpa Panen Lupakan Paceklik
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan