Kementan, Kemenkop-UKM, dan IPB Sepakati Pengembangan Pertanian Berbasis Korporasi

Kamis, 24 Juni 2021 – 17:54 WIB
Mentan SYL saat menandatangani perjanjian kerja sama untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan kesejahteraan petani berbasis korporasi. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap budi daya yang ditangani Kementerian Pertanian (Kementan) korporasi petani bisa didorong kepada market place.

Hal itu diungkapkan Mentan SYL saat menandatangani perjanjian kerja sama untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan kesejahteraan petani berbasis korporasi.

BACA JUGA: Kementan Dorong Konsumsi Pangan Lokal Menjadi Gaya Hidup Sehat

Penandatangan MoU itu bersama dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki bersama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diwakili oleh Dekan Fakultas Pertanian Sugiyanta.

“Hari ini kita menandatangani memorandum of understanding dari beberapa rancangan kerja dari beberapa program yang kita sepakati antara Menkop, dan IPB," kata SYL usai menandatangani MoU di Ruang Rapat Pimpinan Gedung A, Kementan, Kamis, (24/6).

BACA JUGA: Kementan Beberkan Bisnis Budi Daya Ini Menjanjikan, Permintaan Pasar Selalu Tinggi

Mentan menegaskan kerja sama yang dilakukan tersebut merupakan kesepakatan masing-masing pihak guna melakukan kerangka kerja di kemudian hari.

Dia mengatakan pada akhirnya akan bermuara pada kesejahteraan petani dengan pembagian porsi tugas yang nyata.

BACA JUGA: Kementan Bakal Bangun Food Estate Berbasis Hortikultura di Pulau Jawa

Masing-masing sektor berkerja sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya.

“Saya (Kementan) ada di hulu, Mas Teten (Menkop-UKM) ada di hilir, dengan demikian korporasi ini berjalan dengan skala ekonomi, dan tentu marketable, bisa kita pasarkan baik untuk pasar nasional dan ekspor. Perbaikan-perbaikan varietas dikerjasamakan dengan IPB, dan perguruan lain tentunya," jelas mentan.

Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebutkan bahwa kerja sama yang dilaksanakan merupakan pelaksanaan amanah yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo untuk memperhatikan koorporasi petani.

“Sekarang antar kementerian diminta untuk kolaborasi, dan integrasi program, salah satu yang ditugaskan pak presiden itu adalah membangun koorporatisasi petani, pertanian wilayah pak pentan, kami merumuskan dalam koporasi pangan, kami akan membantu pak mentan di kelembagaan petaninya,” papar Menkop Teten.

Lebih lanjut Menkop Teten menyebutkan tantangan terkait kelembagaan petani yang saat ini dihadapi oleh negara Indonesia.

Menurutnya, salah satunya ialah kelembagaan petani yang belum tersusun dengan baik, masih memiliki usaha dengan skala kecil dan bersifat individual untuk disadarkan kemudian dibangun kepada kelembagaan dengan skala yang ekonomi.

“Bagaimana kelembagaan petani sekarang dari petani-petani perorangan dengan skala sempit, dikembangkan menjadi skala yang ekonomi, ini yang kami tawarkan, biar kami yang mengurus koperasinya” imbuhnya.

Selanjutnya, lanjut dia, kerja sama yang dilaksanakan para petinggi lembaga tersebut mengupayakan untuk menghubungkan dengan akses petani kepada pembiayaan dan pasarnya.

Terkait dengan kerja nyata dari kerjasama ini, dalam waktu dekat akan direalisasikan pilot project koperasi dengan pembiayaan dari Bank Usaha Milik Negara menggandeng off-taker pada komoditas pilihan pisang mas.

“Seperti petani pisang di Lampung, Tanggamus, bermitra koorperasi dengan off-takernya, pembiayaan bermitra dengan BRI, ini untuk skala luas,” kata Menkop Teten.

Sementara itu Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Sugiyanta menyebutkan sumbangsih yang diberikan dari lembaga akademiknya yaitu kepada tiga poin utama, dalam bentuk inovasi, sumber daya yang kompeten dan pendampingan untuk petani yang menjadi konsentrasi pengawalan.

“Yang pertama Dari IPB kita menyumbang inovasi-inovasi untuk produktivitas dan efesiensi yang modern, mau itu on-farm ataupun off -farm. Yang kedua sumberdaya manusia yang unggul, kami lahirkan petani-petani millenial, yang siap mengadopsi teknologi modern. Yang ketiga pada bentuk pengawalan kelembagaan petani," tutur Sugiyanta. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan   SYL   IPB   Kemenkop Ukm   pertanian  

Terpopuler