jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian membeberkan potensi bisnis budidaya jamur sangat menjanjikan saat ini.
Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan jamur kini ditempatkan sebagai salah satu pangan alternatif yang digemari, tak ayal jika di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogja dan Makassar menjamur restoran berbahan baku jamur.
BACA JUGA: Kementan Bakal Bangun Food Estate Berbasis Hortikultura di Pulau Jawa
Jamur ini juga banyak diolah menjadi berbagai varian masakan aneka jamur, keripik jamur, dan lain-lain.
Menurut Prihasto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah mengintruksikan agar komoditas hortikultura digenjot, terutama yang berpotensi ekspor.
BACA JUGA: Kementan Terapkan Teknologi UHDP untuk Memperkuat Kampung Hortikultura
"Wah jamur ini potensi bisnis baru, banyak sekarang anak-anak muda yang melek dengan budidaya jamur," katanya.
Prihasto menilai permintaan pasar meningkat karena jamur itu mengandung unsur protein yang tinggi.
BACA JUGA: 3 Manfaat Sehat Jamur Tiram yang Perlu Anda Ketahui
"Jadi memang sangat pas menjadi menu konsumsi untuk meningkatkan asupan gizi ditengah pandemi ini", terangnya.
Peningkatan itu juga diakui oleh petani jamur milenial asal Bantul-Yogyakarta Listya Minarti.
Lulusan Ilmu Biologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengaku jika akhir-akhir ini kewalahan menghadapi permintaan konsumen jamur.
"Permintaannya itu sampai 200 kilogram sehari, sementara saya hanya mampu nyiapin sekitar 90 kilogram," ungkap Listya.
Oleh karena itu, dia berencana akan memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengembangkan bisnisnya.
"Ke depannya nanti akan mengedukasi ibu-ibu rumah tangga untuk budidaya jamur di rumah yang bisa panen setiap saat. Semoga Kementan bisa membantu membangun rak jamur dari baja ringan", kata Tya sapaannya.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Tommy Nugraha mengapresiasi petani muda yang melirik budidaya jamur.
"Pokoknya saya jempol dua kalau ada anak muda yang memilih budidaya jamur, ini baru namanya out of the box, karena saya yakin sekali ini potensi pasarnya sangat bagus", ujar Tommy.
Pemilik restoran jamur dan agrowisata Je Jamuran yang berlokasi di Sleman-Yogyakarta Ratijo membagikan kiat suksesnya melakukan bisnis di bidang kuliner jamur.
"Apapun yang dikerjakan dengan hati maka akan terasa nikmat, dan jika kita ingin sukses dalam bekerja, maka kita harus mencintai pekerjaan itu. Sama halnya dengan berwirausaha, apapun jenis usahanya kalau kita mencintai maka semua akan terasa nyaman dan bahagia," katanya.
Sebelum membangun rumah produksi dan restoran jamur, Ratijo dahulu ialah seorang karyawan sebuah perusahaan pengelolaan jamur di Dieng, Jawa Tengah.
Karena ingin usaha mandiri, pada 90an, Ratijo memberanikan diri untuk mundur dari tempat kerjanya dan merintis usaha jamur bersama istrinya.
"Yah awalnya memang berat, tapi saya berpikir bahwa jika kita menjadi karyawan terus, maka kami tidak bisa menikmati kehidupan yang lebih baik, apalagi membahagiakan banyak orang. Sejak saat itu saya memutuskan untuk membangun usaha ini, istri saya juga sangat mendukung, dan saya rasa dia ahlinya meracik bumbu", ungkap Ratijo.
Pemilik usaha Je Jamuran itu juga tak menampik jika di era 90an saat ingin belajar budidaya jamur sangatlah sulit, karena akses transportasi dan informasi tidaklah semudah saat ini.
"Kalau dulu saya itu pernah berkunjung ke salah satu tempat produksi, rencananya mau nambah ilmu, tapi ndak dibolehin liat caranya, yah hanya sekedar lihat tempatnya saja terus pulang, sejak itu saya berjanji jika nanti sukses saya ingin membagi semua ilmu budidaya jamur. Saya percaya, semakin banyak membagi ilmu maka semakin banyak rezeki", kata Ratijo. (jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia