jpnn.com, JAKARTA - Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikuktura, Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto mengatakan Kementan komitmen untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Pada era kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ini tidak henti-hentinya melakukan bersih-bersih dari korupsi. Bersih-bersih ini tidak hanya bagi kalangan intern pegawai Kementan, melainkan juga bagi pihak-pihak yang terkait pertanian.
“Iya sikat habis tidak pandang bulu bagi semua pihak yang bermain-main di sektor pertanian,” tegas Prihasto di Jakarta, Kamis (31/52018).
BACA JUGA: Kementan: Dulu Kita Impor Jagung, Kini Sudah Ekspor
Beberapa upaya yang telah dilakukan Kementan guna mewujudkan aparatur yang bersih yakni sosialisasi pencegahan antikorupsi dan pembinaan pengendalian hingga tindakan tegas bagi pegawai intern Kementan. Ini adalah wujud Reformasi Mental aparatur di sektor pertanian sesuai arahan Bapak Presiden RI sebagai Panglima Tertinggi di Republik ini.
“Sejak awal menjabat Oktober 2014, Mentan Amran langsung menggandeng BPKP, Kejagung, Kepolisian untuk mengawal program. Selanjutnya menempatkan Satgas KPK berkantor di Kementan,” ungkap Prihasto.
BACA JUGA: Mahasiswa Diminta Laporkan Kecurangan di Sektor Pertanian
Menurutnya, Kementan menerapkan Reward and punishmant bagi aparaturnya mulai pejabat struktural tertinggi Eselon 1 hingga level staf. Seluruh program dilakukan secara terukur dan kinerja aparatnya dimonitor setiap hari secara ketat.
“Aparaturnya dievaluasi rutin. Bagi yang berprestasi dipromosikan dan sebaliknya bagi yang salah ya dilibas tuntas,” sebutnya.
BACA JUGA: BEM Se-Indonesia Bangga dengan Kebijakan Pangan Mentan Amran
Lebih lanjut, Prihasto menyebutkan sudah 1.295 pejabat dimutasi dan demosi. Bahkan sudah banyak pejabat yang langsung dipecat karena melanggar hukum.
Selanjutnya, Amran mengandeng KPPU untuk membersihkan kartel serta bersama Kapolri membentuk Satgas Pangan untuk membasmi mafia pangan. Demikian pula Amran sejak awal 2015 bersama TNI AD membangun infrastruktur hulu, memperlancar distribusi sarana produksi dan hasil pertanian.
Hingga kini, Amran telah mengomandani dalam menangkap lebih dari 40 kasus oplos pupuk. Kartel daging, ayam, jagung dan lainnya diproses KPPU. Menangkap kasus bawang ilegal, oplos minyak goreng, dan lainnya.
“Sudah lebih dari 300 kasus mafia pangan diproses Satgas Pangan, termasuk Amran bersama Kapolri menggerebek kasus beras PT. IBU yang super dahsyat,” katanya.
Dalam berbagai kesempatan, Amran selalu mengatakan seluruh proyek pengadaan harus transparan, tak boleh ada kongkalikong, termasuk yang terkait dengan perijinan impor.
Amran meminta jajarannya untuk menolak bentuk-bentuk gratifikasi saat bertugas, harus profesional, berintegritas. Ini sesuai perintah Bapak Presiden RI.
Jika ada yang pihak luar memaksa suap dan gratifikasi kepada aparaturnya, Amran minta agar hal tersebut dilaporkan kepada KPK dan penegak hukum, berikut diserahkan barang buktinya.
“Ini membuktikan sudah lebih dari 3,5 tahun menjabat, Amran telah menyikat abis dan tidak main-main bagi koruptor. Tidak ada ampun bagi pelanggar hukum di bumi Indonesia,” terang Prihasto.
Dari capaian ini, kata Prihasto, maka wajarlah Kementan diganjar penghargaan dari KPK pada Desember 2017 sebagai Kementerian dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik. Sejak dulu salah satu yang diawasi ketat oleh Amran adalah pelayanan perijinan.
Proses pemberian rekomendasi impor komoditas strategis khususnya bawang putih dimana terdapat kebijakan pemerintah terkait wajib tanam dan wajib menghasilkan 5 persen oleh pelaku usaha impor.
“Bau busuk permainan impor bawang putih telah diendus Amran. Ada upaya beberapa pihak untuk memberikan sejumlah uang kepada staf lapang, agar terhindar dari kewajiban tanam ini,” kata Prihasto.
Menurutnya, hal ini terkonfirmasi setelah salah satu staf melaporkan sejumlah uang dalam jumlah besar yang diterimanya dan telah dilaporkan kepada KPK sebagai bentuk suap dan gratifikasi.
Pungli bawang putih sebesar Rp 2000-3000 per kilogram untuk perizinan impor bawang putih. Sehingga jika total impor yang dikeluarkan sebesar 500 ribu ton setiap tahunnya, maka terdapat uang panas sebesar 1 Triliun rupiah yang diberikan kepada oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Adanya gratifikasi, suap dan sebagainya berujung pada justifikasi pelaku untuk menaikkan harga komoditas impor yang pada akhirnya akan membebani masyarakat karena harga tinggi, merugikan negara dan menyengsarakan rakyat utamanya petani,” ujarnya.
Prihasto mengungkapkan sesuai arahan Presiden RI, Amran intensif melindungi dan memberdayakan petani. Berbagai bantuan benih, pupuk, alat mesin, irigasi, asuransi dan lainnya disalurkan ke petani utuh tanpa dikorupsi. Sehingga Amran dijuluki paling dekat dengan petani. Hampir tiap saat blusukan keluar masuk rumah rumah petani.
Dalam hal sapu bersih, lanjutnya, seluruh aparat pada Ditjen Hortikultura telah direformasi mental. Dua Kasus hukum tahun 2013-2014 bagi aparatnya sudah dan sedang proses hukum.
“Kini aparatnya harus amanah. Buktinya dibawah komando Dirjen Hortikultura, Dr Suwandi telah digencarkan bersih bersih, salah satu direkturnya saya telah menyerahkan bukti suap dan gratifikasi ke KPK dan menjelaskan secara rinci praktik uang panas dari importir bawang putih. Kita tegakkan reformasi mental bagi aparaturnya,” ungkapnya.
“Laporan gratifikasi ini agar menjadi pintu masuk aparat penegak hukum KPK, Kepolisian maupun Kejagung untuk dapat segera menyeret aktor-aktor busuk impor bawang putih,” pungkasnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Kaget dengan Pernyataan Mahasiswa se-Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi