Kementan Komitmen segera Tingkatkan Produksi Kedelai Lokal

Senin, 04 Januari 2021 – 14:38 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen segera meningkatkan produksi kedelai dalam negeri atau lokal.

Produksi kedelai dalam negeri harus dipacu untuk pemenuhan kedelai domestik ke depannya agar dapat dipenuhi secara mandiri.

BACA JUGA: Kementan Cetak 2000 Petani di 2021, Sebanyak 1000 Orang Dikirim ke Jepang

Pasalnya, kebutuhan kedelai setiap tahunya makin bertambah dan pemerintah terus berupaya menekan impor kedelai yang hingga saat ini masih tinggi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan kondisi ini menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan.

BACA JUGA: Kementan Optimistis Lahan Food Estate Rampung Tepat Waktu

Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar, tetapi pihaknya terus mendorong petani untuk melakukan budi daya.

"Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan," kata SYL usai Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta pembelian kedelai nasional di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (4/1).

Menurutnya, problem kedelai yang ada adalah masalah global. Karena itu, ujar dia, kondisi ini membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh khususnya dari Amerika, juga dirasakan di Indonesia.

"Tidak hanya di Indonesia ada kontraksi seperti ini, di Argentina misalnya juga terjadi polemik-polemik terkait produksi kedelai," ungkapnya.

Karena itu, SYL mengungkap Kementan  fokus melipatgandakan produksi atau ketersediaan kedelai dalam negeri.

Produksi kedelai dalam negeri harus bisa bersaing baik kualitas maupun harganya melalui perluasan areal tanam dan mengenergikan para integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah. 

"Hari ini kami sudah bertemu dengan jajaran Kementan dan juga melibatkan integrator  dan juga unit-unit kerja lain dari kementerian dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan kedelai nasional kita lebih cepat," jelasnya.

Tentu dengan langkah cepat dari Kementan bersama berbagai integtator dan pengembang kedelai yang ada, kekuatan diipatgandakan.

"Kami bergerak cepat sehingga produksi kedelai dalam negeri meningkat," imbuh SYL.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan  Kementan Suwandi menambahkan faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor yakni ongkos angkut yang juga mengalami kenaikan.

Waktu transportasi impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama 3 minggu menjadi lebih lama yaitu 6-9 minggu. 

Suwandi menjelaskan dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami guncangan akibat tingginya ketergantungan impor.

Peluang ini tentunya dimanfaatkan Kementan untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi dalam negeri.

"Kami melakukan MoU antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dengan Gabungan Kelompok Tani dengan investor dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani," tuturnya.

Untuk diketahui, tingginya impor kedelai bukan semata-semata karena faktor produksi. Namun demikian, hal tersebut terjadi karena disebabkan kondisi kedelai merupakan komoditas non-lartas yang bebas impor kapan saja dan berapun volumenya tanpa melalui rekomendasi Kementan.


Terkait harga kedelai, saat ini terjadi kenaikan yang cukup signifikan sekitar 35 persen merupakan dampak pandemi Covid-19, utamanya produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Rusia, Ukraina dan lainnya.

Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh pengrajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi. (*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler